Kadesnya Lugas, Perangkat Desanya Inovatif dan Kreatif
1. Ujang 'Kobul' Suhanda (54), Kepala Desa Cikembang periode 2016-2022
Kades Cikembang Ujang Suhanda lebih dikenal dengan nama landiannya Ujang Kobul. Penampilannya nyentrik dan cara bicaranya lugas dan ceplas-ceplos, tidak berbelit-belit langsung pada tujuan. Banyak yang menganggap dia arogan, tapi sebenarnya Kobul seorang pemimpin yang hangat dan siap mendengarkan serta menampung saran dari orang lain. Dia berpandangan, kesuksesan seorang pemimpin diukur dari kinerja dan ketulusannya dalam bekerja.
Dia selalu membuka keran komunikasi tanpa membeda-bedakan status dan latar belakang warga maupun komponen masyarakat lainnya. Demi kepuasan masyarakat, Kobul berani memberlakukan sistem pelayanan 24 jam. Menurutnya, jajaran perangkat desa harus siap mengantisipasi segala kemungkinan datangnya aspirasi dari masyarakat yang sangat beragam.
Dalam membangun desa, Kobul juga melibatkan unsur lembaga kepemudaan desa yakni Bakko (Balad Kobul Kompak Berakhlak) dan Kopasus (Komando Pasukan Ujang Suhanda) yang jumlah anggotanya sekitar 300 orang. Kedua organisasi ini ikut serta membangun organ-organ ekonomi desa berbasis syariah untuk memperkuat Bumdes Al-Kautsar.
2. Nanang 'Ahong' Permana (42), Sekretaris Desa Cikembang
Perawakan boleh kecil, tapi ide dan gagasan-gagasannya selalu lebih besar dari tubuhnya. Dialah Sekdes Cikembang Nanang 'Ahong' Permana yang menggagas pengelolaan lahan garapan oleh gabungan 10-15 petani. Gebrakannya selalu mengundang decak kagum teman dan orang-orang dekatnya. Berkat sepak terjangnya, Desa Cikembang yang asalnya tidak diperhitungkan menjadi desa model bagi delapan desa yang ada di Kecamatan Caringin.
Nanang dikenal sebagai figur yang memegang teguh prinsip dalam menjaga budaya etos kerja. Tegas, lugas, dan tanpa kompromi, bahkan terkadang agak jahil menjadi ciri khasnya selama ini. Galak untuk kebaikan, menurutnya, tidak masalah, yang tidak boleh itu bersikap lebay, tanpa orientasi dan tujuan yang jelas.
3. Andriansyah (22), Kasi Kesejahteraan
Tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan
peningkatan kesejahteraan warga desa secara keseluruhan, baik ekonomi
maupun sosial kemasyarakatan.
Andriansyah sungguh-sungguh memahami bahwa muara dari perjalananan dan dinamika
pemerintahan adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan menjamin kebutuhan
dasar yang meliputi papan, pangan, dan sandang serta keadaan toto tengtrem
kerto selamet raharjo.
Untuk merealisasikannya, semua kalangan harus
terlibat karena hal itu bukan hanya tugas pemerintah. Dirinya selalu siap membuka ruang komunikasi dengan seluruh
elemen warga untuk membahas berbagai persoalan
sosial yang mereka hadapi. Karena mereka, maka kami ada, ujar Andriansyah.
4. Annita Mustikhasary (27), Kaur Administrasi dan
TU
Catatan, arsip, dan dokumen pemerintahan Desa
Cikembang tertata rapi berkat sentuhan tangannya. Salah satu tugas Annita
adalah menata dan mendokumentasikan semua laporan untuk kepentingan
pertanggungjawaban kepala desa.
Annita selalu
menyajikan data-data objektif yang lengkap tanpa rekayasa agar
bermanfaat dalam jangka panjang. “Data
dan laporan selelu diperbaharui. Sehingga ketika dibutuhkan sudah siap pakai
dan bisa diakses kapan dan di manapun,” kata Annita.
5. Rizki Pariana (30), Kaur Perencanaan
Ada pepatah mengatakan, hasil tidak akan
mengkhianati proses. Mungkin itulah yang selalu dipegang teguh Rizki Pariana
dalam menjalankan tugasnya sebagai Kaur Perencanaan. Karena keberhasilan sebuah
pekerjaan, kata dia, sangat tergantung kematangan dalam perencanaan.
“Sebagai Kaur Perencanaan, saya bertanggung jawab
langsung kepala desa untuk menyusun kebijakan makro dan mikro agar terarah dan
terintegrasi dengan visi dan misinya dalam satu periode jabatan,” ujarnya.
6. Evi Yulianti (32), Kasi Pelayanan Umum
Tugas pokok dan fungsinya merupakan ujung tombak
dalam pelayanan umum di kantor desa. Dia harus selalu siap bertugas dalam
segala situasi dan kondisi. Evi jatuh cinta pada pekerjaannya karena dia telah
menentukan pilihan jalan hidup untuk melayani masyarakat.
Konsekuensinya dia harus pandai-pandai mengatur
waktu untuk pekerjaan dan keluarga kecilnya. "Saya memilih pekerjaan ini
adalah untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran saya bagi kepentingan
warga," katanya.
7. Cepi Firman Hidayat (33), Kasi Pemerintahan
Lingkup tugas bidang pemerintahan di lingkungan
kantor desa cukup sentral dalam upadating data-data kependudukan dan hubungan
antarlembaga. Cepi paling bertanggung jawab dalam fasilitasi pembuatan kartu
keluarga, KTP, akta kelahiran, dan dokumen kependudukan yang lain.
“Data kependudukan itu bersifat dinamis. Maka,
setiap saat saya selalu berkoordinasi dengan para ketua RT dan kepala dusun
untuk memperoleh data yang valid sebagai komponen dasar dalam penentuan arah
kebijakan umum pemerintahan ke depan,” ujar Cepi.
8. Cecep Imron Rosadi (31), Bendahara/Kaur Keuangan
Keberanian Cecep dalam menerapkan sistem online
dalam pengelolaan keuangan di lingkungan kantor Desa Cikembang mendapat
apresiasi dari berbagai kalangan. Dengan pengelolaan seperti itu, setiap transaksi keuangan langsung dicatat dan
dilaporkan secara daring ke internet.
Karenanya Cecep
tidak perlu repot-repot
menjelaskan rincian dan bukti dana yang masuk atau ke luar kepada
masyarakat, kalangan pers, maupun LSM. Saat ini, dana desa sudah mencapai di
atas satu miliar yang pengelolaannya membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan
transparansi.
9. Neng Susi Mareta (22), Kadus Cicurug
Kades Ujang Kobul mempercayai Neng Susi menjadi
Kadus Cicurug karena dia ulet dan pantang menyerah. Berkat keuletannya, Neng
Susi berani mentargetkan lunas PBB pada akhir bulan Juli 2017.
Perjalanan untuk mencapai target tersebut cukup
sulit dan terjal, dia harus melakukan sosialisasi yang terus-menerus untuk
meyakinkan masyarakat bahwa uang pajak yang disetorkan masyarakat akan
dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk kegiatan pembangunan.
10. Dian Nurdiansyah (26), Kadus Sungapan
Sebagai Kadus Sungapan, Dian menyadari posisinya
sebagai kepanjangan tangan kepala desa di wilayah kedusunan mewajibkan dirinya
untuk mensosialisasikan program-program pemerintah, baik bidang pembangunan fisik maupun sosial kemasyarakatan.
Dalam kaitan ini, dia akan berupaya agar akses
informasi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah tidak boleh tersendat. Warga
desa harus terus berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembangunan, baik yang
sedang dijalankan atau program yang masih dalam tahap perencanaan.
11. Deden Djamaludin (34), Kadus Pajegan I
Orangnya efektif, efisien, dan taktis dalam
menyelesaikan permasalahan. Itulah ciri khas dari Deden. Dengan alasan untuk
menghemat waktu, Deden tidak pernah gamang mengeksekusi sebuah keputusan dan
siap dengan segala risikonya.
Jika terjadi banyak pendapat di masyarakat, Deden
mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat sebagai cara terbaik dalam
mengambil keputusan. Menurut dia, perbedaan pendapat itu hal yang lumrah di
alam demokrasi.
12. Rahmat Gustandi (27), Kadus Pajegan II
Irit bicara, itulah karakter bawaan dari Rahmat
Gustandi, Kepala Dusun Pajegan II. Tapi soal sepak terjangnya sebagai seorang
kadus tidak usah dipertanyakan lagi. Dia tidak pernah absen dalam
kegiatan-kegiatan di lingkungan warganya.
Seorang kadus ujarnya ibarat spionase yang memasang mata dan telinga agar
bisa mendeteksi sejak dini gejala-gejala yang terjadi di tengah warga. “Cepat,
tanggap, dan kreatif, itulah yang
menjadi motto kerja saya sebagai seorang kadus,” ujarnya. (USEP MULYANA).