Oleh : Ferdinand Hutahaean
AHOK SAMBUT RAJA SALMAN BERSAMA JOKOWI, PEMERINTAH TIDAK
MENGHORMATI RAJA SAUDI
Kunjungan Yang Mulia Raja Saudi King Salman bin Abdulazis
Al Saud ke Indonesia yang masih menumpuk banyak pertanyaan tentang misi
kunjungan Raja sesungguhnya dan belum terjawab, kembali dihantam deras oleh
informasi dan berita disebuah media on line yang diposting pagi tadi pukul
05.55 WIB yang menyatakan bahwa Ahok akan turut serta menyambut kedatangan Raja
Salman bersama Presiden Jokowi atas undangan istana.
Sungguh pemberitaan ini mengagetkan, mendadak dan sangat
tidak patut terjadi. King Salman bin Abdulaziz Al Saud adalah penguasa dan
pemimpin tertinggi negara Saudi Arabia yang menjadi asal muasal dan titik awal
lahirnya Islam.
Disanalah Islam lahir, bertumbuh dan berkembang hingga
menyebar keseluruh sudut dunia. King Salman juga identik dengan Islam karena
Pemimpin tertinggi Saudi itu adalah penjaga dua kota suci umat Islam yaitu
Mekkah dan Medinah. Mekkah adalah kota tujuan umat muslim seluruh dunia untuk
menyempurnakan keislamannya.
King Salman justru menjadi identik sebagai pemimpin Islam
meski gelar itu tidak pernah ada namun King Salman adalah pemimpin yang
disegani dan dihormati serta dimuliakan oleh dunia.
Kita melihat bagaimana sibuknya pemerintah mempersiapkan
acara penyambutan terhadap kedatangan Raja Salman dengan segala keperluan Raja.
Pemerintah bekerja keras untuk mempersiapkan segala
permintaan pihak Saudi untuk memenuhi standar pelayanan dan standar kebututuhan
Raja Salman. Indonesia bekerja keras bahkan tidak pernah mempersiapkan
penyambutan kepala negara lain seperti mempersiapkan penyambutan kedatangan
Raja Salman kali ini.
Kita patut apresiasi kerja keras tersebut karena memang
kedudukan Raja Salman sebagai pemimpin sebuah negara patut menerima itu semua.
Namun kesalahan yang harus saya sebut dengan kebodohan
harus terjadi dan merusak serta menodai semua upaya keras pemerintah untuk
menunjukkan rasa hormat kepada Saudi dan Raja Salman yaitu diundangnya Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok dalam rombongan bersama Presiden Jokowi yang akan
menyambut secara langsung Raja Salman di Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta.
Inilah noda hitam yang ditumpahkan pemerintah kepada
kerja kerasnya menyambut Raja Salman.
Kehadiran Ahok nanti dalam penyambutan Raja Salman
bersama Presiden adalah sesuatu yang tidak layak dilakukan oleh pemerintah,
karena Ahok berstatus TERDAKWA PENODAAN AGAMA ISLAM, yaitu Agama yang dianut
oleh Raja Salman yang datang dari negara asal Agama Islam.
Selain itu, mengikut sertakan seorang terdakwa dalam
rombongan penyambutan seperti ini bersama presiden adalah bentuk rasa tidak
menghormati dan bahkan bisa dikategorikan sebagai sebuah sikap menghina bagi
Raja Salman dan hinaan bagi pemerintah sendiri karena ternyata status terdakwa
adalah status biasa dan tidak menjadi sebuah masalah bahkan terdakwa bisa satu mobil
dengan presiden.
Tidak sepatutnya Ahok turut serta dalam rombongan
penjemput Raja Salman apapun alasannya, meski sebagai Gubernur karena status
terdakwa Ahok adalah atas ketetapan negara dan negara saat ini yang sedang
berupaya untuk menghukum Ahok sebagai pelaku penodaan agama.
Lantas mengapa pemerintah menjadi tidak menghormati tugas
negara?
Mestinya pemerintah bersikap lebih menunjukkan
penghormatan kepada Raja Salman yang agamanya dinodai oleh Ahok. Betapa
ternyata demi sebuah kepentingan politik, rejim ini mampu dan tega tidak
menghormati Raja Saudi serta menghinakan diri dengan menyertakan seorang
terdakwa menyambut tamu besar yang agamanya dinodai sang terdakwa.
Anda sehat tuan presiden?