sukabumiNews.net, JAKARTA - Sehari sebelumnya sebagai terdakwa Ahok jalani sidang ke
12 dalam kasus penistaan agama,
Habib Rizieq Sebut Enam Ungkapan Ahok yang Menjadi Bukti
Menistakan Agama di Kepulaun Seribu
Persidangan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama
ke-12, Habib Rizieq menyebut ada enam ungkapan yang salah dilakukan oleh Ahok.
“Saya melihat video yang diputar di kepulauan seribu, dan
saya melihat ada enam kesalahan yang dilakukan oleh Ahok,” kata Habib Rizieq
dalam ruang persidangan, seperti dikutip voa-islam, Selasa (28/02).
Pembina GNPF-MUI tersebut menegaskan ada enam ungkapan
yang salah dilontarkan oleh Ahok di kepulauan seribu. “Yang pertama, jangan
percaya, kedua engga pilih saya, ketiga dibohongi pake surat Al-Maidah ayat 51,
keempat macam-macam itu, kelima karena saya takut masuk neraka, keenam
dibodohi,” tutur Habib Rizieq menirukan gaya Ahok.
Habib menilai, pernyataan yang disampaikan oleh saudara
Ahok bukan hanya merupakan urusan pribadi akan tetapi sudah mencakup masyarakat
luas, khususnya umat Islam.
“Ini bukan hanya urusan pribadi, ini mencakup masyarakat
luas, dan ini masalah hukum, masalah penodaan agama,” papar Habib Rizieq dalam
persidangan.
Ungkapan “jadi jangan percaya sama orang”, kata habib,
maka itu merupakan sebuah ajakan kepada masyarakat agar jangan percaya siapa
pun yang menggunakan surat Al-Maidah ayat 51.
“Ungkapan itu merupakan sebuah ajakan untuk melarang umat
Islam memilih pemimpin,” ungkapnya.
Kedua, lanjut habib, “kata-kata tidak pilih saya
memperjelas bahwa itu dalam konteks pilkada dan tidak ada hubungannya dengan
kunjungan kerja”.
“Kata dibohongi pake Al-Maidah itu memunculkan
pertanyaan, siapa yang dibohongi? Tentu umat Islam, tentu maksudnya kalau
dibohongi berarti surat al maidah dijadikan sebagai sumber kebohongan,” jelas
Habib.
Imam Besar FPI ini menilai bahwa jelas hal itu merupakan
penodaan terhadap Islam.
“Ini sebuah penodaan, jadi Al-Qur’an itu diartikan
sebagai sumber kebohongan. Siapa yang dibohongi, ya umat Islam siapa pun yang
menggunakan al maidah 51 agar tidak memilih pemimpin umat Islam,” ujar Habib
Rizieq.*