sukabumiNews.net, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo mengatakan uang pecahan baru Tahun Emisi (2016) yang telah diluncurkan secara resmi, Senin (19/12) kemarin, dicetak di dalam negeri yang sebagian bahan baku uang tersebut berasal dari impor melalui beberapa negara dan beberapa perusahaan tender.
Namun Agus enggan menyebutkan siapa pihak perusahaan yang melakukan pencetakan uang, meskipun terdengar kabar bahwa uang tersebut tidak dicetak oleh Prum Peruri, melainkan oleh pihak swasta yang berada di Kota Kuduus Jawa Tengah.
Agus mengklaim proses tender tersebut dilakukan secara profesional dan dimenangkan oleh perusahaan secara governance-nya berkategori sangat baik. “Kalau bahan baku, ada dari impor dan ada dari nasional. Tetapi pencetakannya sepenuhnya di negara Indonesia. Tentu bahan baku ada beberapa sumber dari beberapa negara. Dan itu dilakukan dengan cara tender internasional yang governance-nya baik. Saya tidak bisa sebutkan asal negaranya,” kata Agus di Jakarta, Selasa (20/12).
Selanjutnya Agus menyatakan Bank Indonesia sangat memiliki kesiapan mendistribusikan uang baru tersebut ke seluruh penjuru Indonesia, diperkirakan dalam waktu 3 bulan, uang tersebut telah tersebar secara merata. Namun untuk persoalan jumlah dana yang disebar, ia merasa hal itu bagian dari kerahasiaan Bank Indonesia.
“Kita suda siap mengedarkannya melalui Bank Indonesia di 33 proviinsi dan kita mempersiapkan yang lengkap dari uang Rp100 ribu hingga ke pecahan uang logam.
Jumlahnya kami tidak bisa sebutkan tapi kami kira dalam jumlah yang cukup,” tandas Agus. Informasi yang dirilis sukabumiNews dari situs Aktual.com yang hingga berita ini diturunkan masih dalam penelusuran, diketahui bahwa uang tersebut tidak dicetak di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Melainkan dicetak di Perusahaan milik Swasta di Kota Kudus, Jawa Tengah. (Red***)
Agus mengklaim proses tender tersebut dilakukan secara profesional dan dimenangkan oleh perusahaan secara governance-nya berkategori sangat baik. “Kalau bahan baku, ada dari impor dan ada dari nasional. Tetapi pencetakannya sepenuhnya di negara Indonesia. Tentu bahan baku ada beberapa sumber dari beberapa negara. Dan itu dilakukan dengan cara tender internasional yang governance-nya baik. Saya tidak bisa sebutkan asal negaranya,” kata Agus di Jakarta, Selasa (20/12).
Jumlahnya kami tidak bisa sebutkan tapi kami kira dalam jumlah yang cukup,” tandas Agus. Informasi yang dirilis sukabumiNews dari situs Aktual.com yang hingga berita ini diturunkan masih dalam penelusuran, diketahui bahwa uang tersebut tidak dicetak di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Melainkan dicetak di Perusahaan milik Swasta di Kota Kudus, Jawa Tengah. (Red***)