sukabumiNews.net, SUKABUMI - Harus diakui hingga saat
ini citra polisi di mata masyarakat memang kurang baik. Hal ini diakibatkan ulah oknum polisi yang kerap menyakiti hati rakyat. Oleh karenanya,
untuk membangun kembali citra polisi ini terus digalakan. Salah satunya dengan
menggunakan media dakwah, seperti yang dilakukan H. Jujun Junaedi, seorang angggota
Polisi yang kini bertugas selaku panit binmas di Polresta Sukabumi.
Anggota Polisi berpangkat Aiptu ini, selain humanis dan cukup
dikenal di masyarakat, ia pun memiliki kompetensi di bidang dakwah. Tak heraran
jika tugas kesehariannya yang paling penting adalah membina masyarakat dengan
berdakwah melaui penyuluhan di bidang keagamaan. “Tugas ini akan sangat epektif
sebagai upaya tindakan preventif dan pre-entiv anggota masyarakat. Setidaknya
dapat menghilangkan rencana niat seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan,”
kat Jujun.
Dengan berdakwah, lanjut Jujun, citra polisi kearah yang
lebih baik akan terbangun, sehingga akan timbul simpati di masyarakat. “Jika
rasa simpatik di masyarakat sudah terbangun, maka dengan sendirinya akan baik
pula dukungan mereka kepada Polisi, sehingga hal tersebut akan mempermudah
tugas-tugas kepolisian.” Tambahnya.
Bagi Aiptu Jujun, tugas dakwahnya tidak hanya terfokus di
wilayah binaannya saja, namun kegiatan dakwahnya terus berjalan hingga ke luar
kota Sukabumi, seperti Bekasi, Tangerang, dan Banten. Diakuinya, hal ini karena
dirinya mendapat dukungan penuh dari atasannya.
Dilihat dari jadwal kegiatan
ceramah yang ditulis dalam buku pribadinya, memang kegiatan dakwah anggota
poisi yang satu ini nyaris tak berhenti.
Untuk mengisi acara peringatan maulid Nabi Muhammad saw, sejak awal
bulan sampai akhir Desember 2016, bahkan hingga akhir januari 2017 saja jadwal
dakwahnya tercatat sangat padat.
Diakhir perbincangannya dengan sukabumiNews.net, H. Jujun
Junaedi berpesan khususnya kepada warga masyarakat Sukabumi, umumnya masyarakat
Jawa Barat, agar lebih waspada dalam menerima faham yang berkembang saat ini. “Terlebih yang mengajak untuk berbuat
anarkhis, dan berbuat intoleransi terhadap faham-faham radikal. Sebab hal itu akan
merugikan diri kita sendiri dan akan memecah belah umat, khususnya Negara
kesatuan republic Indonesia,” harapnya.
“Mari kita mencontoh suri tauladan baginda Nabi Besar
Muhammad saw, agar kita bisa bersikap
lebih sabar, mampu menahan diri dan tetap meningkatkan kualitas pengabdian kita
kepada Allah SWT.” Pungkas Aiptu Jujun. (Muhidin)