sukabumiNews, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Nasaruddin Umar mengaku dirinya kesal ada orang yang menghina Al-Qur’an dan ulama.
“Saya secara pribadi tak rela Al-Qur’an dan ulama dihina,” katanya di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (09/11).
Orang yang mencela Qur’an, lanjutnya. Pasti akan langsung diberikan hukuman oleh Alloh. Tapi jika menghina ulama tak ada jaminan apapun.
“Makanya kita minta kepada pihak berwajib menyiapkan suatu sistem agar ulama bisa dilindungi dan dihina. Sampai ada yang mau membubarkan MUI, itu sangat menyakitkan,” ujarnya.
Dirinya meminta semua pihak agar bisa menghargai ulama. Baginya, ulama merupakan orang mewibawakan Alquran, sehingga citra ulama harus bisa lebih diangkat dan dihargai. “Kalau ulama tak lagi diwibawakan, bagaimana kita mewibawakan Alquran? Bagaimana kita harus bisa mengangkat citra ulama.”
“Setiap aksi dan data kuantitatif pada demo 4 November akan kita catatkan sebagai sejarah yang akan dibuka generasi berikutnya,” tutupnya, dikutip Panjimas.
“Saya secara pribadi tak rela Al-Qur’an dan ulama dihina,” katanya di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (09/11).
Orang yang mencela Qur’an, lanjutnya. Pasti akan langsung diberikan hukuman oleh Alloh. Tapi jika menghina ulama tak ada jaminan apapun.
“Makanya kita minta kepada pihak berwajib menyiapkan suatu sistem agar ulama bisa dilindungi dan dihina. Sampai ada yang mau membubarkan MUI, itu sangat menyakitkan,” ujarnya.
“Setiap aksi dan data kuantitatif pada demo 4 November akan kita catatkan sebagai sejarah yang akan dibuka generasi berikutnya,” tutupnya, dikutip Panjimas.