sukabumiNews, SUKABUMI – Aktivitas perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan (leasing) ini sepintas terlihat layaknya leasing-leasing lain. Namun jika ditelusuri, ada banyak kejanggalan yang ditemui pada perusahaan tersebut. Sebut saja PT. Mitra Dana Perkasa Utama (MDPU) Finance yang berkantor pusat di komplek pertokoan Duta Merlin Blok D No.3-6 Jakarta Pusat 10130 Jakpus-DKI Jakarta.
Hampir setiap bulan, bahkan setiap hari perusahaan finance itu merekrut karyawan. Ironisnya, karyawan yang suda mereka rekrut tidak banyak yang bertahan lama. Pasalnya selama bekerja pada perusahaan itu, mereka tidak mendapatkan gaji sebagaimana layaknya seorang karyawan. Bahkan karyawan yang sudah bekerja lebih dari 5 tahunpun jika dirinya keluar atau dikeluarkan perusahaan itu, tanpa mendapatkan pesangon yang layak. Bahkan ijazah yang dijaminkan karyawanpun dikabarkan ditahannya.
“Kami harus mengganti ‘bad debt’ atau koleksyen terlebih dahulu, baru ijazah itu akan diberikan,” kata Dede, eks karyawan PT. MDPU, menirukan jawaban dari managenen perusahaan.
Dede adalah salah satu eks kolektor PT MDPU Finance Cabang Cibadak, kabupaten Sukabumi yang lebih dari setahun sejak ia keluar dari leasing itu, hingga kini ijazahnya masih tertahan.
“Tidak hanya Dede, Ratusan, bahkan mungkin ribuan eks kayawan mendapat perlakuaan yang sama karena aturan managen seperti itu.” Jelas Iwan Setiawan, Manager Area Wilayah Sukabumi dan Cianjur, saat dikonfirmasi atas kebenaran isu yang bergulir hangat di wilayah Sukabumi itu. “Namun tentunya itu adalah kebijakan pusat. Saya disini hanya seorang karyawan yang mungkin esok atau lusa hal itu bisa terjadi juga pada saya.” Jelas Iwan.
Lebih parah lagi, perusahaan itu dikabarkan pernah menghilangkan ijazah seorang eks karyawan. Bahkan terkait kabar seperti ini, Iwanpun membenarkannya. “Ya, saya pernah mendengar hal itu. Dan katanya itu menimpa eks karyawan MDPU Cabang Malimping-Banten,” kata Iwan. Dikabarkan pula, hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan masih belum menggantinya. Sementara menurut sumber lain yang tidak mau disebutkan namanya, Eks karyawan itu pernah meminta ganti rugi dengan uang snilai 2 milyar rupiyah.
Pada saat yang sama, beberapa eks karyawan PT MDPU lainnya mengatakan bahwa mereka berhenti karena tidak mendapatkan upah yang layak. “Jangankan gaji, apalagi sesuai UMR. Bonus-bonus manis yang dijanjikannyapun tidak kami terima,” tegas eks karyawan MDPU lainnya. “Saya keluarpun, ijazah malah ditahannya.” Kesalnya.