BEDAH KASUS - Berbagai kabar busuk yang mungkin saja bohong ada diseputar pengembang pasar Pelita Sukabumi. Busuk yang benar-benar busuk, hingga menggunakan masker sekalipun kebusukan itu tetap menyengat. Ya, bau busuk yang jauh lebih bau dari kenut itu telah membuat muntah masal warga kota Sukabumi.
Kabar busuk yang mungkin tak benar tapi fundamental adalah tentang developer PT AKA itu didesain sebagai modus. Modus untuk menampar muka rakyat kota Sukabumi dengan tai. Kalimat tadi tentu saja dalam bahasa diksi. Bahasa dramatis jurnalistik terpaksa digunakan mengingat betapa sulitnya menggambarkan kebusukan desain modus PT AKA.
Coba saja bayangkan siapa yang tak tertarik aset tanah ditengah kota milik Pemerintah Kota. Dengan konsep pengembang, lahan luas dipusat kota itu tentu saja beralih dari aset pemerintah kota menjadi aset swasta. Hebat, bukan ?. Tentu saja hebat, karena pengusaha berotak mafia bila berkolaborasi dengan birokrasi akan menghasilkan kejahatan tingkat tinggi. Kejahatan yang nyaris tak terasa jahat.
Lalu, bayangkan juga betapa seksinya pasar Pelita bagi para pedagang. Begitu seksinya, hingga ratusan pedagang antri ingin memiliki tempat meski bangunan hanya berupa gambar. Ya, baru berupa gambar saja begitu banyak pedagang tergiur untuk membayar uang muka yang nilainya puluhan juta. Maka kehadiran developer untuk modus dalam rangka menipu ratusan calon pedagang semakin kencang berhembus. Kencang berhembus dengan segala kebusukannya, tentu saja !
Tak aneh bila kemudian beredar kabar susulan akibat modus kedua ini. Katanya, Benny, Direktur Utama PT AKA sengaja dikabarkan mati setelah mengeruk uang calon penghuni pasar. Kabar bohong juga beredar katanya mantan orang nomor satu PT AKA itu masih ada. Seorang teman bahkan memperlilhatkan nomor telepon yang katanya milik orang nomor satu di PT AKA yang baru saja dihubungi. Hebat bukan, di Sukabumi orang yang sudah mati bisa dihubungi melalui telepon !.
Memang, semua kabar bohong itu hanya jadi isu yang berdar dari mulut ke mulut. Uniknya, isu kini beralih ke orang yang katanya menggantikan Beni, mantan orang nomor wahid (1) di PT AKA. Orang yang katanya bernama Aleksander itu kini sedang satu langkah menuju kabur. Setelah meraup banyak uang dari calon investor ?. Tak ada yang tahu pasti. Toh ini seputar kebohongan yang mungkin bohong tapi baunya menyengat secara diam-diam.
Maka, sempurnalah seputar kebohongan dan modus PT AKA sebagai developer pasar Pelita. Bank Garansi yang bodong itu jelas kebohongan sempurna. Atau kebohongan dan kebusukan yang sudah terbukti. Maka, kabar bohong kabar bohong yang lain mungkin saja akan segera terbukti. Biasa, di negeri kita tercinta ini berbagai isu busuk akan dibantah para pemimpin. Sudah biasa pula bila kemudian berbagai isu busuk itu ujungnya terbukti benar. Sudah biasa pula rakya kita di”podolan” pejabat, wakil rakyat dan preman bukan ?.
Tags
jurnalisme-warga