sukabumiNews, -SUKABUMI - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mensinyalir tempat kos di kawasan industri atau pabrik rawan menjadi lokasi prostitusi terselubung seperti di wilayah industri di Kecamatan Cikembar.
"Tidak dipungkiri lokasi kosan di wilayah industri seperti yang berada di Desa Bojongharja diduga ada tempat kos yang dijadikan lokasi prostitusi terselubung," kata Kepala Desa Bojongharja, Jumat (24/3/2015).
Menurutnya, memang cukup sulit melakukan pembuktian terhadap lokasi praktek prostitusi tersebut, karena bisa saja oknum yang melakukan asusila dengan berkedok sebagai karyawan pabrik.
Berdasarkan data ada 2 ribu kamar kos yang berada di Desa Bojonharja, mayoritas penyewanya berasal dari luar daerah dengan rincian 7.416 warga sekitar dan sekitar 1.600 berasal dari luar daerah. Pihaknya juga saat ini terus melakukan validasi data penghuni kos, karena banyak yang tidak melapor baik saat datang maupun pergi.
"Kami juga sudah berkoordinasi baik dengan pemilik atau pengelola tempat kos serta ketua RT dan RW untuk mendata setiap penghuni kos yang tujuannya antisipasi terjadinya tindak asusila maupun prostitusi terselubung," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan petugas BKKBN, BKKBD, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, tokoh masyarakat/pemuda, serta TNI/Polri, dan elemen masyarakat lainnya untuk mendata ulang penghuni kos sesuai nama dan alamat asli. Bahkan dari hasil razia yang dilakukan banyak penghuni kosan tidak melengkapi data kependudukan seperti KTP, surat nikah maupun kartu keluarga.
Pihaknya juga berjanji akan membongkar praktek prostitusi yang terjadi di wilayahnya, karena bagaimanapun juga jumlah buruh pabrik di dua perusahaan itu mencapai 20 ribu orang yang sekitar 90 persennya adalah wanita. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada oknum buruh yang nyambi menjadi pejajak seks komersil (PSK).
"Kami memang kerap menerima laporan tetapi, sulit untuk membuktikan. Maka dari itu peran serta seluruh pihak sangat membantu dalam membongkar praktik prostitusi terselubung di lokasi industri," katanya. Red*/Han-ter
"Tidak dipungkiri lokasi kosan di wilayah industri seperti yang berada di Desa Bojongharja diduga ada tempat kos yang dijadikan lokasi prostitusi terselubung," kata Kepala Desa Bojongharja, Jumat (24/3/2015).
Menurutnya, memang cukup sulit melakukan pembuktian terhadap lokasi praktek prostitusi tersebut, karena bisa saja oknum yang melakukan asusila dengan berkedok sebagai karyawan pabrik.
Berdasarkan data ada 2 ribu kamar kos yang berada di Desa Bojonharja, mayoritas penyewanya berasal dari luar daerah dengan rincian 7.416 warga sekitar dan sekitar 1.600 berasal dari luar daerah. Pihaknya juga saat ini terus melakukan validasi data penghuni kos, karena banyak yang tidak melapor baik saat datang maupun pergi.
"Kami juga sudah berkoordinasi baik dengan pemilik atau pengelola tempat kos serta ketua RT dan RW untuk mendata setiap penghuni kos yang tujuannya antisipasi terjadinya tindak asusila maupun prostitusi terselubung," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan petugas BKKBN, BKKBD, Satpol PP, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, tokoh masyarakat/pemuda, serta TNI/Polri, dan elemen masyarakat lainnya untuk mendata ulang penghuni kos sesuai nama dan alamat asli. Bahkan dari hasil razia yang dilakukan banyak penghuni kosan tidak melengkapi data kependudukan seperti KTP, surat nikah maupun kartu keluarga.
Pihaknya juga berjanji akan membongkar praktek prostitusi yang terjadi di wilayahnya, karena bagaimanapun juga jumlah buruh pabrik di dua perusahaan itu mencapai 20 ribu orang yang sekitar 90 persennya adalah wanita. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada oknum buruh yang nyambi menjadi pejajak seks komersil (PSK).
"Kami memang kerap menerima laporan tetapi, sulit untuk membuktikan. Maka dari itu peran serta seluruh pihak sangat membantu dalam membongkar praktik prostitusi terselubung di lokasi industri," katanya. Red*/Han-ter