sukabumiNews, SOLO - Seorang anggota pengajian Majlis Tafsir Al Qur-an, Samini (44 tahun) pada tahun 2013 memulai pertobatannya dengan bertekad menjalani hidup tanpa benda-benda yang selama ini dianggapnya memiliki kekuatan magis seperti Keris, Batu akik dan Al Quran mini atau kitab Istambul.
Benda-benda yang sebelumnya dia beli dengan harga mahal itu diserahkan kepada pengurus Majelis Tafsir Alquran (MTA). Benda-benda tersebut dibeli dari orang yang berbeda sejak tahun 1992. Dia menamainya Jimat. Menurut sebahagian orang, memang benda-benda tersebut dipercaya bisa memberikan beragam keberuntungan seperti penglaris hingga keselamatan diri.
Benda-benda yang sebelumnya dia beli dengan harga mahal itu diserahkan kepada pengurus Majelis Tafsir Alquran (MTA). Benda-benda tersebut dibeli dari orang yang berbeda sejak tahun 1992. Dia menamainya Jimat. Menurut sebahagian orang, memang benda-benda tersebut dipercaya bisa memberikan beragam keberuntungan seperti penglaris hingga keselamatan diri.
Padahal, sebagai orang Islam yang imannya benar mestinya berkeyakinan bahwa hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala saja yang bisa mendatangkan manfaat dan mudhorot. Keyakinan ada kekuatan lain selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bisa mendatangkan manfaat dan mudhorot, bisa menjerumuskan pada syirik.
Menurut Ketua Program Studi Magister Pemikiran Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Sudarno Shobron, bahwa syirik merupakan perbuatan dosa besar. Maka, umat Islam diminta menghindari semua hal yang mengarah pada perbuatan tersebut.
“Termasuk mengenakan cincin akik yang dipercayai memiliki kekuatan magis atau bisa mendatangkan keberuntungan, tergolong syirik,” ujarnya, seperti dilansir VOA-ISLAM.com, 28/04/15.
Sudarno menerangkan perbuatan syirik bakal merusak akidah seseorang karena membuat lalai untuk beribadahnya kepada Allah. Padahal Islam telah mengajarkan kepada umat Islam yang ingin mewujudkan keinginan yaitu dengan selalu berdoa, berusaha, berikhtiar dan tawakal hanya kepada Allah.
Begitupun,apa yang disampaikan oleh Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta, K.H. Abun Bunyamin saat mengomentari Demam Batu Akik yang melanda masyarakat. Kegemaran warga yang terus meningkat menggunakan dan mengoleksi batu akik, ia ingatkan agar tidak sampai menjurus kepada hal-hal yang dinilai musyrik.
Menurutnya, batu akik yang saat ini menjadi trend bagi kaum pria, mestinya tak lebih hanya hiasan tangan dan koleksi keindahan bagi warga yang memiliki hobi mengumpulkan jenis batu tersebut.
“Jadi jangan dijadikan hal-hal yang mengarah apa lagi membuat musyrik,” ujarnya.
Bahkan sejatinya, memang perbuatan Syirk Akbar bisa menghapus iman atau keislaman seseorang, duhai...alangkah meruginya!
Pengharaman Jimat
Pengharaman jimat antara lain disebutkan di dalam ayat, yang artinya, “Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?”. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS Az-Zumar [39]: 38).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan, yang artinya, “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka ia telah melakukan syirik.” (HR. Ahmad dan al-Hakim).
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika melihat seseorang yang memakai gelang kuningan di tangannya, maka beliau bertanya, “Apa ini?” Orang itu menjawab, “Penangkal sakit.” Nabi pun bersabda;
“Lepaskanlah, karena barang itu hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Jika engkau mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, maka engkau tidak akan beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad).
“... bagi yang sudah memahami kekafiran ajaran Syiah Imamyah Itsna 'Asyariyyah versi Khumainiyah yang berporos di Iran ini, jadi merasa perlu mencermati dan mewanti-wanti kaum Muslimin agar tidak terjebak millah Syiah yang bathil ketika menggandrungi sesuatu seperti demam Batu Akik yang melanda sekarang ini ...”
Batu Akik dan Kepercayaan Orang Syiah
Yang membuat kita lebih terkejut lagi, bahwa ternyata kebiasaan memakai cincin Batu Akik adalah tradisi kalangan pengikut agama Syiah juga. Cukup mengherankan, kehebohan demam Batu Akik juga bersamaan ditengah kewaspadaan kaum Muslimin Indonesia tentang bahaya ajaran dan gerakan Syiah.
Situs berita Antara mengangkat tentang warga negara Syiah Iran yang punya keyakinan bermacam-macam terhadap batu akik. Ada yang punya alasan spritual dan kesehatan, meski juga ada yang sekedar mengagumi keindahannya.
Misalnya cerita salah seorang mahasiswa di Iran, Muhammad Hasan, ia mengatakan bahwa orang-orang Iran menggunakan cincin akik selain karena alasan estetika juga karena alasan spiritual. Hasan bercerita tentang pemakaian batu cincin yang harus disesuaikan dengan hari tertentu agar mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudhorot.
Dia mengungkapkan pada hari Senin, cincin yang dipakai adalah jenis Yamani dan orang yang mengenakannya dianjurkan banyak membaca dzikir.
Menurut Hasan, keutamaan akik Yamani ini adalah untuk melapangkan rezeki dan keberkahan di samping untuk kemudahan hidup.
"Pemimpin Revolusi Iran Imam Khamenei lebih senang menggunakan cincin akik Yamani kuning dengan rajahan Syarafusy," katanya.
Selanjutnya Hasan menjelaskan para penggemar cincin akik dianjurkan mengenakan batu Zabarjad (Peridot) yang keutamaannya adalah menjauhkan kefakiran dan membantu solusi atas kesulitan-kesulitan hidup, dan mereka diharapkan juga terus berdzikir.
Pada hari Rabu, cincin yang dianjurkan untuk dipakai adalah cincin Yakut (Ruby). Fadhilah (manfaat) menggunakan cincin Yakut adalah menjauhkan kefakiran, memberikan ketenangan dan menghilangkan rasa susah, kata Hasan seraya menambahkan seperti penggunaan cincin pada hari Senin dan Selasa, si pengguna juga diharapkan senantiasa berdzikir.
Kemudian batu apakah yang dianjurkan dipakai pada hari Kamis? Hasan mengungkapkan cincin akik yang dianjurkan pada hari tersebut adalah cincin Pirus yang keutamaannya adalah mempermudah pekerjaan yang sulit, menguatkan pandangan hati dan ketenangan ruh selain menjauhkan kefakiran.
Sementara itu cincin yang direkomendasikan untuk dipakai hari Jumat adalah cincin Hadid Shini yang diyakini dapat menangkal marabahaya, menghilangkan rasa takut dan khawatir menjaga pemakainya dari musuh dan setan, ungkapnya.
"Cincin Hadid Shini ini sangat baik untuk dipakai oleh mereka yang memiliki mental lembek baik dalam mengutarakan pendapat maupun berdebat. Bahkan dalam sejarahnya, Imam Ali ketika pergi berperang senantiasa menggunakan cincin Hadid Shini," kata Hasan yang sedang menimba ilmu Alquran di Universitas Internasional Mustafa di Qom, Iran".
Lalu, kata Hasan, untuk Sabtu dianjurkan memakai akik Yamani yang keutamaanya adalah digandakannya pahala salat, mempercepat dikabulkannya doa, menjaga dari segala musibah dan bahaya dalam perjalanan.
Untuk Ahad dianjurkan mengenakan cincin Durrun Najaf yang Inshaa Allah akan memperoleh pahala haji. Seperti mengenakan cincin pada hari yang telah disebutkan, si pemakai diharapkan senantiasa membaca dzikir, katanya.
"Demikian sekedar berbagi cerita tentang bagaimana orang-orang Iran gemar menggunakan cincin dan memaknainya terutama batu akik yang juga sedang menjamur di berbagai tempat di Indonesia," kata Hasan.
Menurut Hasan, para imam Syiah di Iran juga menggunakan cincin akik.
"Sosok imam (Syiah) bagi orang Iran adalah sosok teladan sebagaimana umat Islam menjadikan Rasullah SAW sebagai sosok panutan. Tidak terlontar dari seorang imam sebuah perkataan kalau tidak memendam hikmah dan manfaat bagi umatnya," kata Hasan yang juga seorang peneliti di Islam Quest yaitu sebuah pusat rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar agama.