sukabumiNews, BANDUNG - Keberadaan barang-barang asli tapi palsu (Aspal) di tengah-tengah masyarakat, sangat merugikan negara hingga sebesar Rp 65,1 triliun/hari. Kondisi ini, sangat berbahaya jika terus dibiarkan karena akan semakin merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Melihat kondisi ini, menjadi perhatian serius dari pemilik pusat perbelanjaan khususnya di Kota Bandung, yang sangat peduli dengan barang-barang yang asli dan anti barang-barang palsu.
"Kami menjamin 100 persen, jika barang-barang yang diperjualbelikan di pusat perbelanjaan kami ini asli. Sama sekali tidak ada barang-barang palsu, yang nantinya dikonsumi oleh masyarakat secara luas," ujar Senior Marketing Manager Lotte Mart Indonesia, Yudy Ng di sela-sela pembukaan Lottemart Bandung Electronic Center (BEC), Jl. Purnawarman, Bandung, Kamis (16/4/2015), seperti dilansir galamedianews.com.
Menurut Yudy, barang-barang aspal mayoritas tidak disalurkan ke peritel modern. Apalagi, peritel modern langsung berhubungan dengan pabrikan yang bonafit dan kualitas produknya sudah teruji dan bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga dengan demikian, keaslian barang yang didatangkan dari pabrik bisa dipastikan dan hal ini, sekaligus sebagai upaya untuk mencegah masuknya barang-barang aspal ke peritel modern.
"Strategi yang kita lakukan untuk mencegah masuknya barang-barang aspal, adalah dengan berhubungan langsung dengan pabrikan. Sehingga keaslian barang atau produknya sangat terjamin," janji Yudi.
Barang-barang yang diperjualbelikan di peritel modern, lanjut Yudy, mayoritas adalah produk dalam negeri. Jika dipersentasekan, produk lokal dalam negeri mencapai 85 persen. Sedangkan sisanya sebesar 15 persen, merupakan barang yang didatangkan dari luar negeri atau impor.
"Khusus untuk barang-barang impor ini, kita mendaftarkannya kepada pemerintah untuk mendapatkan kode ML. Kode tersebut, menunjukkan jika barang impor tersebut sangat aman untuk dikonsumsi masyarakat," katanya.
Selain peduli untuk mencegah masuknya barang-barang aspal, peritel modern juga fokus untuk memberdayakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pemberdayaan ini diwujudkan dengan mengakomodir barang-barang yang diproduksi oleh para pelaku UMKM.
"Kita menginginkan dengan upaya ini, maka para pelaku UMKM akan lebih sejahtera dibandingkan dengan sebelumnya. Karena produk yang dihasilkan diambil atau diakomodasi oleh peritel modern," tambah Yudi. [red.be/galamedianews,com]
Editor: Bait Elyas