sukabumiNews, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi)
beberapa kali mengumumkan dirinya yakin perekonomian Indonesia mampu tumbuh
hingga di atas tujuh persen dengan berbagai reformasi yang dicetuskannya.
"Kami perkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 5 persen tahun ini dan meningkat menjadi 5,8 persen pada 2016," ungkap Head of Equities and Research, UBS Indonesia Joshua Tanja dalam acara UBS Indonesia Conference 2015 di Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Joshua menjelaskan, jatuhnya harga minyak dunia merupakan salah satu faktor yang berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dengan penurunan harga minyak, dia mengakui harga komoditas tambang seperti batu bara yang diekspor ke luar negeri memang turun.
"Tapi harga barang yang kita impor turunnya juga lebih besar. Harusnya sektor itu memang masih menguntungkan," ujarnya.
Tahun ini, dia melihat beberapa risiko yang akan menghantui pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikkan suku bunga Amerika Serikat, tingginya kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah, jatuhnya harga komoditas non-minyak dan meningkatnya utang eksternal menjadi sebagian dari risiko yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi domestik. (Red*/Liputan6.com)