sukabumiNews, SUKABUMI - Komando
Distrik Militer (Kodim) 0607/Kota Sukabumi menggerebek dua pabrik yang diduga
membuat pupuk palsu dan oplosan di wilayah Kecamatan Cikembar Kabupaten
Sukabumi, Senin (2/3/2015) malam.
Dari dua lokasi pabrik pengolahan pupuk palsu dan
olahan itu ditemukan sebanyak 46 ton siap didistribusikan. Pada malam
penggerebekan itu juga diamankan sebanyak 22 orang. Saat ini perkaranya untuk
penanganan hukum sudah diserahkan ke Polres Sukabumi.
"Penggerebekan ini merupakan hasil pengembangan
dari perkara peredaran pupuk palsu di Cirebon," kata Komandan Dandim
0607/Kota Sukabumi Letkol. Arm. Saripudin saat jumpa pers di Markas Kodim 0607,
Jalan Sukabumi-Cianjur, Kampung Ngaweng Kecamatan Sukaraja, Selasa (3/3/2015)
siang.
Menurut Saripudin, hasil pemeriksaan perkara di
Cirebon itu pupuk palsu berasal dari pabriknya di Surabaya dan Sukabumi.
Selanjutnya untuk wilayah Sukabumi ditindaklanjuti dengan penyelidikan hingga
akhirnya ditemukan dua lokasi pabrik.
"Dalam melakukan penggerebekan ini kami bersama
Polres Sukabumi. Selanjutnya untuk penanganan perkara sudah dilimpahkan ke
Polres Sukabumi, karena ranah hukum ada di teman-teman Polres Sukabumi,"
ujar dia.
Saripudin menjelaskan, modus pembuatan pupuk palsu dan
oplosan ini dengan membeli pupuk urea asli dari Pupuk Kujang. Selanjutnya pupuk
asli tersebut dicampur atau dioplos dengan bahan zeolite dan sejumlah campuran lainnya.
"Makanya dalam penggerebekan pabrik pupuk ini
kami melibatkan petugas dari PT Pupuk Kujang area wilayah Sukabumi. Dan yang
menyatakan pupuk tersebut palsu dan oplosan ini dari mereka," jelasnya.
Dalam jumpa pers tersebut, hadir pula Ketua Komisi III
DPRD Kabupaten Sukabumi Anjak Priatama Sukma. Anjak mengatakan, pihaknya
menyambut positif atas terungkapnya pabrik pembuatan pupuk palsu dan oplosan.
"Kami mengapresiasi apa yang telah dilalukan Pak
Dandim, ini langkah yang luar biasa. Kita menemukan fakta baru masih ada
penyimpangan yang terkait dengan distribusi pupuk," kata Anjak kepada
wartawan.
Dengan adanya kejadian ini, pemerintah daerah akan
mengevaluasi distribusi pupuk bagi yang subsidi maupun non subsidi. "Ini
menjadi bahan evaluasi semua, dan Insya Allah akan ditindaklanjuti dengan
langkah-langkah nyata," ujar Anjak.
Pantauan rekan media inilah.com
di salah satu pabrik di Kampung Sukasirna Desa/Kecamatan Cikembar Kabupaten
Sukabumi, Selasa (3/3/2015) petang tampak sepi. Di dalam lingkungan pabrik sudah
tidak ada kegiatan, hanya ada tiga petugas yang sedang berjaga.
Lokasi pabrik terdapat di wilayah perkampungan yang
sepi dan di sekitar lingkungan perkebunan karet di wilayah Kecamatan Cikembar.
Untuk menuju ke lokasi, salah satu di antaranya melalui lintasan jalan milik
perkebunan karet dari Cikembar ke Desa Cibatu. Sedangkan satu jalan lainnya
melalui perkampungan.
Di halaman pabrik, terdapat tumpukan ratusan karung
bermerek Nitrea dari PT Pupuk Kujang
dan ratusan karung bermerek Dolomite.
Menurut salah seorang penjaga, ratusan karung yang mencapai lebih 30 ton itu
sudah menumpuk sekitar sebulan lalu.
Sedangkan di dalam pabrik yang terbuat dari bahan
bangunan yang tidak permanen terdapat tumpukan ratusan karung hasil olahan
dengan merek Trisuphat produksi CV
Alam Perkasa Jaya Indonesia. Karung itu juga bertuliskan komposisi isi bahan
baku phospat, kalsium, zeolite dan magnesium. [red.be/inilahkorancom]