sukabumiEkbis, JAKARTA - Badan
Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan puluhan ton
apel berbakteri asal AS setara 2 kontainer yang ditemukan di Pelabuhan Tanjung
Priok akan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Kepala Sub Humas Badan Karantina Pertanian Arief Cahyono punya alasan khusus mengapa apel berbakteri harus dibakar. Hal ini terkait dengan aspek pencegahan terhadap risiko pada kesehatan masyarakat.
"Karena ini bakteri dan sifatnya infektif. Dia hanya dapat dimusnahkan dengan pemanasan saja. Mati dengan pemanasan 75 derajat celcius," ungkap Arief kepada seperti dikutip sukabumiEkbis dari detikFinance, Rabu (4/03/2015).
Bila tidak dibakar maka dipastikan bakteri Listeria monocytogenes yang ada 36,3 ton apel impor AS yang kini di Pelabuhan Tanjung Priok, bisa saja tersebar ke tempat lain sehingga mengancam kesehatan.
"Kalau tidak dibakar dikhawatirkan nantinya malah mencemari lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan bagi masyarakat," paparnya.
Ia meminta masyarakat tidak khawatir oleh apel yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes asal AS. Bakteri tersebut akan hilang bila direndam dengan air panas pada suhu tertentu dan disiram zat disinfektan.
"Sebenarnya bila kita tangani dengan baik dan bersih, cemaran bakteri bisa dihilangkan. Misalnya dengan mencuci menggunakan desinfektan yang food grade atau air hangat," jelasnya.
Akhir Januari 2015, Badan Karantina Kementerian Pertanian (Barantan Kementan) berhasil menggagalkan masuknya 2 kontainer berisi buah apel impor dari Amerika Serikat (AS) jenis granny smith dan gala, yang positif mengandung bakteri mematikan, Listeria monocytogenes. Sedangkan 2 kontainer lainnya dinyatakan negatif mengandung bakteri Listeria.
Sebelumnya Kementerian Pertanian AS atau United States Department of Agriculture (USDA) memberikan peringatan kepada negara-negara importir apel termasuk Indonesia, soal temuan bakteri berbahaya, Listeria monocytogenes. Pasca peringatan itu, pemerintah memperketat pengawasan impor buah dan sayur khususnya apel dari seluruh dunia. (red*/detikFinance)
Kepala Sub Humas Badan Karantina Pertanian Arief Cahyono punya alasan khusus mengapa apel berbakteri harus dibakar. Hal ini terkait dengan aspek pencegahan terhadap risiko pada kesehatan masyarakat.
"Karena ini bakteri dan sifatnya infektif. Dia hanya dapat dimusnahkan dengan pemanasan saja. Mati dengan pemanasan 75 derajat celcius," ungkap Arief kepada seperti dikutip sukabumiEkbis dari detikFinance, Rabu (4/03/2015).
Bila tidak dibakar maka dipastikan bakteri Listeria monocytogenes yang ada 36,3 ton apel impor AS yang kini di Pelabuhan Tanjung Priok, bisa saja tersebar ke tempat lain sehingga mengancam kesehatan.
"Kalau tidak dibakar dikhawatirkan nantinya malah mencemari lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan bagi masyarakat," paparnya.
Ia meminta masyarakat tidak khawatir oleh apel yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes asal AS. Bakteri tersebut akan hilang bila direndam dengan air panas pada suhu tertentu dan disiram zat disinfektan.
"Sebenarnya bila kita tangani dengan baik dan bersih, cemaran bakteri bisa dihilangkan. Misalnya dengan mencuci menggunakan desinfektan yang food grade atau air hangat," jelasnya.
Akhir Januari 2015, Badan Karantina Kementerian Pertanian (Barantan Kementan) berhasil menggagalkan masuknya 2 kontainer berisi buah apel impor dari Amerika Serikat (AS) jenis granny smith dan gala, yang positif mengandung bakteri mematikan, Listeria monocytogenes. Sedangkan 2 kontainer lainnya dinyatakan negatif mengandung bakteri Listeria.
Sebelumnya Kementerian Pertanian AS atau United States Department of Agriculture (USDA) memberikan peringatan kepada negara-negara importir apel termasuk Indonesia, soal temuan bakteri berbahaya, Listeria monocytogenes. Pasca peringatan itu, pemerintah memperketat pengawasan impor buah dan sayur khususnya apel dari seluruh dunia. (red*/detikFinance)