Oleh Budi
Kicil.
Pernah lihat
ayam kampung berhubungan badan ?. Sekali-kali, coba perhatikan bagaimana jika
si jantan lagi pengen. Tak peduli lagi apa, tak peduli juga lagi dimana, bahkan
tak peduli dihadapan siapapun. Jika arus
bawah sudah mendesak, si betina akan langsung disergap.
Coba
perhatikan juga bagaimana mereka berdua bertindak saat arus bawah mendesak.
Tanpa ba bi bu, si jantan langsung menyerbu.
Melihat itu, si betina pasti lari terburu-buru. Saat si jantan ngambil
nafas sejenak, si betina malah nunggu
diserbu. Lalu ?. Tahulah apa yang seharusnya terjadi. Pekpekpekpek.. beberapa detik saja langsung selesai. Aktivitaspun kembali
berjalan seperti biasa, seperti tak pernah terjadi apa-apa.
Saya,
dan pembaca tentu saja, tentu tak mau disamakadengan ayam. Ayam itu kan
memperlakukan seks sebagai basic instink atau hasrat biologis. Padahal, seks
itu juga kan fungsi rekreatif. Harus ada
seni, emosi dan etika.
Sebagai
fungsi rekreatif, seks adalah permainan
bersama untuk kesenangan bersama. Karena itu,
para lelaki tak ubahnya seperti ayam jantan kalau memperlakukan seks
semata-mata hasrat biologis atau basic instink.
Dakam
perspektif rekreatif, nyaris tak ada
seorang isteripun yang bersedia seks to
the point, atau seks seperti ayam kampung.
Kalaupun ada, pasti isteri tersebut
memiliki pandangan keliru tentang seks. Keliru, karena seks
didengung-dengungkan sebagai sebuah kewajiban. Kalau dipandang kewajiban, maka
melayanai hasrat bilogis pasangan
identik dengan melayani. Padahal, yang benar adalah kesenangan dan
permainan bersama antara suami dan isteri.
Jadi,
kita memang bukan ayam, meski basic instink nya sama dengan binatang. Kalau
berpikir, manusia kan makhluk sosial. Jadi, sungguh tak pantas bila memperlakukan seks hanya demi
kesenangan
pribadi. Itu namanya egosis murni
berkadar seratus persen. Kita kan tahu, ada kurva yang berbeda antara
lelaki dan perempuan dalam mencapai kepuasan seks.
Karena
itu, jangan seperti ayam dong. Sabar dikit kenapa ?. Tunggu sampai sama-sama panas kan suasana
jadi indah. Sedikit yang perlu diingat, para isteri kan perlu waktu yang lebih
panjang sebelum siap melaju kencang. Ada kan teknik dan strateginya. Masa sih
harus diajarin ?. Kalau didiskusikan atau dikonsultasikan rasanya boleh boleh
saja sih. Kontak aja di 0857 59 70 07 28. Tapi kontaknya jangan malam hari,
sebab kalau malam rasanya nuansanya
terlalu mesum. Kalau rasa mesum yang dikejar, rasanya kita sama saja
dengan ayam, he heee..