TKI asal Sukabumi 4 Tahun Hilang Kontak

sukabumiNews, SUKABUMI - Dera Puspita, 24, tak henti-henti menatap sebuah foto seorang perempuan. Raut wajah Dera seakan menahan tangis. Usut punya usut, perempuan dalam foto itu tak lain adalahnya ibunda tercintanya, Mumun Maemunah, 44.

seperti diberitakan metrotvnews, belum lama ini, Hampir empat tahun terakhir, Dera kehilangan kontak dengan ibunya yang tercatat sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kuwait. Dia tak mengetahui kabar ibunya karena Dera sudah kehabisan cara untuk mencari keberadaan Mumun.


Ditemui di rumahnya, Kampung Koleberes RT 03/16, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Dera menceritakan ikhwal keberangkatan ibunya bekerja sebagai buruh migran di Kuwait. "Ibu saya berangkat ke Kuwait sebagai TKI pada 26 Mei 2009. Saat itu ibu saya berangkat melalui PT Bin Hasan," kata Dera.


Hampir setahun, komunikasi melalui sambungan telepon internasional selalu terjalin antara Mumun dengan keluarganya di Kota Sukabumi. Namun, menginjak April 2010, Mumun diketahui tak pernah lagi mengontak keluarganya. Terakhir komunikasi, Mumun dikabarkan akan kembali ke Sukabumi pada November 2010.


"Namun sejak April 2010, tidak ada kabar apapun. Terakhir berkomunikasi, katanya mamah mau pulang November 2010. Tapi sudah hampir empat tahun mamah enggak pulang-pulang," tutur Dera.
Dera berulang kali menghubungi nomor telepon yang biasa digunakan ibunya berkomunikasi. Selama itu pula nomor telepon yang dituju tak pernah aktif lagi.


"Kalau teman mamah yang lain sudah pada kembali lagi, tapi mamah belum kunjung pulang. Kami cemas karena tidak mengetahui kondisi dan keberadaannya di mana," ucap Dera.
Selain terus menghubungi nomor telepon yang biasa digunakan ibunya, Dera juga berupaya mencari tahu melalui pihak sponsor, PT Bin Hasan. Sayang, perusahaan itu kabarnya sudah tidak aktif lagi. Dera pun buntu untuk mencari kondisi ibunya.


"Saya akhirnya meminta bantuan ke kelurahan. Laporan saya katanya sudah ditembuskan ke Dinas Tenaga Kerja (Dinsosnakertrans) Kota Sukabumi," kata Dera.


Selama bekerja di Kuwait, Mumum sempat mengirimkan uang sebanyak dua kali untuk keluarganya di Sukabumi. Terakhir, Mumun mengirimkan paket berisi gelas dan beberapa kebutuhan pokok. "Iya, terakhir mamah kirim sembako pada 20 Juni 2010. Kami ingin tahu kondisi mamah gimana. Kami cemas karena empat tahun sudah tak ada kabar," terang Dera.


Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Kota Sukabumi Didin Sarifudin, mengaku sudah menerima laporan hilangnya kontak salah seorang TKI asal Kota Sukabumi dari pihak keluarga.


Dinsosnakertrans kemudian menindaklanjuti laporan itu dengan melayangkan surat permohonan bantuan kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) di Jakarta, Desember lalu. "Ketika mendapatkan laporan, kami langsung cek database. Tapi nama TKI yang dimaksud belum ditemukan di database," kata Didin kepada wartawan.


Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya data pihak sponsor PT Bin Hasan. Didin mengaku kesulitan untuk menelusuri keberadaan TKI tersebut. "Jadi kami tak tahu kronologi keberangkatan TKI itu. Makanya kami minta bantuan BNP2TKI untuk menelusuri keberadaan TKI atas nama Mumun Maemunah," tegasnya.


Namun, Didin menaruh harapan agar keberadaan Mumun Maemunah bisa secepatnya diketahui. Sebab, Dinsosnakertrans Kota Sukabumi juga meminta bantuan kepada KBRI di Kuwait. "Jika data TKI itu ada di KBRI, insya Allah dalam waktu tiga bulan mudah-mudahan bisa diketahui keberadaannya," pungkas Didin.

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال