sukabumiNews, Cianjur– Stadion Badak Putih merupakan stadion
kebanggaan warga Kabupaten Cianjur. Namun pada gelaran Playoff Cianjur Super
League (CSL) 2014, Minggu (21/12/2014), kondisi itu terjadi sebaliknya. Semua
penonton, panitia pelaksana serta para pemain dikecewakan dengan buruknya
kondisi stadion.
Saat laga yang mempertemukan Radix FC melawan Banteng Bayu
Sport (BBS) baru berjalan dua menit pada babak kedua, partandingan terpaksa
dihentikan karena Stadion Badak Putih sudah tidak layak lagi digunakan. Akibat
diguyur hujan, kondisi lapangan penuh dengan genangan air.
“Jelas semuanya kecewa, tak hanya panpel, tapi semua yang
hadir di Stadion Badak Putih ini sangat kecewa. Katanya stadion kebanggaan,
tapi sangat mengecewakan,“ ujar Ketua Panpel CSL Beni Sumarna kepada wartawan
seperti dikutip sukabumiNews dari sepertiinicom.
Beni menerangkan, laga akan dilanjutkan besok (22/12/2014)
pada pukul 08.30 Wib. Sementara saat pertandingan dihentikan, posisi skor
sementara masih 1-0 untuk kemenangan Radix FC melalui gol yang dicetak Rizky
Subagja.
Menanggapi kondisi tersebut, Beni mengaku heran terhadap
Pemerintah Kabupaten Cianjur yang dinilainya tidak peka terhadap fasilitas olah
raga. Padahal, kata Beni, Stadion Badak Putih ini seharusnya menjadi kebanggaan
bukan malah mengecewakan warga Cianjur.
“Gimana prestasi olah raga di Cianjur bisa berprestasi jika
fasilitasnya saja tidak diperhatikan pemerintah. Kondisinya sudah parah, tapi
tidak ada tindakan,“ tegasnya.
Nada pesimis datang dari salah satu penonton yang hadir,
Lulu Hakim (35). Warga Warung Jambe ini mengatakan jangan pernah berharap sepak
bola di Cianjur bisa berprestasi jika tidak ada perhatian dari pemerintah.
“Bukan saya berpikir harus mengandalkan pemerintah, tapi
kalau fasilitas jelas itu bagiannya. Pemerintah di Cianjur itu sudah enak, ada
generasi muda yang peduli dan menggelar kompetisi sepak bola bergengsi, tapi
aneh tak ada dukungan sama sekali,“.
Ia mengaku kecewa karena pertandingan tidak bisa
dilanjutkan. Bukan kecewa terhadap panpel, tapi ia menegaskan kecewa terhadap
pihak-pihak terkait yang membiarkan stadion yang dikenal menjadi kebanggaan
warga Cianjur ini menjadi rusak parah.
“Kalau menurut saya sih ini mah udah ga bisa dibilang
stadion lagi. Sekarang Badak Putih itu kaya sawah atau kulah (kolam). Stadion
kok banjir,“ pungkasnya.
Komentar lain datang dari warga Pataruman, Kecamatan
Cianjur, Adri (21). Ia mengaku kecewa berat karena laga Playoff CSL terpaksa
dihentikan. Menurutnya, kondisi ini menjadi bukti bahwa Pemkab Cianjur tidak
peduli terhadap dunia olahraga, khususnya sepak bola.