IRBIL, IRAK KURDISTAN -
Presiden Irak Kurdistan, Masoud Barzani, pada hari Rabu (19/11/2014) menuduh
negara-negara Barat tidak memberikan senjata berat yang cukup untuk membantu
pasukan ‘Peshmerga’ nya memberikan “pukulan yang menentukan” terhadap mujahidin
Islamic State (IS).
Negara-negara Barat melihat Kurdi sebagai benteng penting melawan gerak maju IS lebih lanjut. Perancis, Inggris, Jerman dan negara-negara lain telah mulai mempersenjatai Kurdi.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota koalisi (anti-IS) atas dukungan yang mereka berikan, tapi … semua dukungan yang kami terima sejauh ini tidak sampai ke tingkat yang diperlukan,” kata Barzani kepada France 24 dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Rabu.
“Sistem senjata berat yang kita butuhkan, terutama dalam hal kualitas dan kuantitas, misalnya APC (pengangkut personel lapis baja), helikopter, artileri yang kita butuhkan untuk perang yang menentukan terhadap mereka (IS) – kami belum menerima senjata-senjata jenis ini, “katanya.
Prancis mengatakan telah menyediakan senapan mesin dan amunisi dan telah berjanji untuk memberikan senjata “canggih” kepada Kurdi Irak. Sekitar 200 pasukan khusus Perancis juga berada di lapangan melatih Kurdi Irak.
Jerman mengatakan pihaknya mengirim senjata untuk melengkapi 4.000 pejuang Kurdi, termasuk senapan mesin, granat, sistem anti-tank dan kendaraan lapis baja. Inggris telah mengatakan akan memberikan senjata anti-tank, kacamata penglihatan malam, radar dan rompi anti peluru.
Namun, Barzani mengatakan janji itu tidak cukup.
“Apakah ada batas tertinggi pada sistem senjata berat yang harus kita terima dalam hal kuantitas dan kualitas? Jawabannya adalah tidak begitu jelas bagi kami,” katanya.
sumber : voa-islam.com / st / arham/sukabumiNews
Foto: Presiden Irak Kurdistan, Mas’ud Barzani (kiri) bertemu dengan Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon di Irbil, wilayah otonomi Kurdistan.