JAKARTA - Kepulangan Presiden
Joko Widodo setelah menghadiri serangkaian agenda internasional memunculkan
beragam spekulasi mengenai realisasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi. Apalagi, sejumlah petinggi negara sudah mengatakan kenaikan
harga BBM akan diumumkan setelah Jokowi pulang dari luar negeri.
Namun Direktur Institute for Development Economy and Finance Enny Sri Hartati punya pandangan lain. Menurut Enny, mustahil harga BBM naik dalam tiga hari mendatang, "Karena hingga kini belum ada persiapan yang dilakukan pemerintah untuk menaikkan harga BBM," kata Enny seperti dikutip sukabumiNews dari Tempo, Ahad, 16 November 2014.
Menurut Enn, kenaikan harga BBM memerlukan persiapan dan kalkulasi yang matang dan komprehensif. Cepat atau lambatnya penaikan harga BBM, kata dia, tidak menjadi persoalan jika dilakukan dengan persiapan yang tepat. Enny mengatakan pemerintah terlalu gegabah jika langsung menaikkan harga BBM tiga hari setelah kepulangan Jokowi. Kenaikan harga BBM dapat dilakukan dalam waktu dekat apabila Jokowi sudah menginstruksikan penggelaran rapat kabinet saat dia berada di luar negeri.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan memutuskan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. "Insya Allah, begitu Pak Jokowi tiba di Tanah Air, (kenaikan harga BBM bersubsidi) segera akan diumumkan supaya menghilangkan keragu-raguan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat, 14 November 2014.
Menurut Kalla, saat ini pemerintah tengah menghitung jumlah kenaikan harga BBM dengan pertimbangan turunnya harga minyak dunia ke level US$ 85 per barel. Selain itu, kata Kalla, pemerintah juga perlu melakukan kalkulasi dengan pertimbangan melemahnya nilai tukar rupiah. "Harus kami hitung ulang. Disesuaikan dengan kondisi yang ada." Kalla mengatakan pemerintah tidak tak ingin harga BBM dinaikkan ketika harga minyak dunia tengah turun.