PALABUHANRATU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI
Jawa Barat-Banten siap membantu usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten
Sukabumi sesuai dengan kebutuhan. Dengan bantuan riil di sektor UMKM, BI
berharap dapat mendorong kestabilan harga di pasaran.
Demikian diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VI
Jawa Barat-Banten Dian Ediana Rae saat mengunjungi Gabungan Kelompok Tani
Sabilulungan di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Sabtu
(1/11/2014). Gapoktan Sabilulungan merupakan para petani yang memperoleh nilai
tambah dari menanam bawang merah di lahan padi saat musim kemarau.
"Saya kagum dengan usaha tani gapoktan ini karena bisa
mengembangkan potensi bawang merah di sela menanam padi. Jadi, petani bisa memanfaatkan
kekosongan saat musim kemarau," ucapnya.
Setelah berdiskusi dengan Ketua Gapoktan Sabilulungan
Ruswandi, ungkapnya, dirinya optimistis kelompok tani ini akan bisa berkembang.
"Saya dengar dari Pak Ruswandi katanya, jenis bawang yang ditanam ini potensinya
bisa mengalahkan bawang dari Brebes. Itu luar biasa, petani bisa
sejahtera," tuturnya.
Untuk itu, dia pun menghimpun masukan, keluhan, dan
kebutuhan para petani. Dia menegaskan, akan membantu gapoktan tersebut dari
sisi permodalan, benih, dan gudang. Sebab, hal itu yang diduga menjadi faktor
penghambat. Namun, Dian belum bisa menyebutkan besaran ataupun waktunya.
Dengan mendorong sektor UMKM, kata Dian, dia berharap
tingkat produksi bawang merah akan meningkat. Di samping itu, diperlukan pula
distribusi yang lancar agar stok dapat tersalurkan seluruhnya.
Dian menjelaskan, tingkat produksi dan distribusi sangat
penting sebab keduanya dapat memengaruhi inflasi. "Karenanya, kami juga
akan bantu suplai dan stabilisasi harga. Jika pasokan cukup, harga bisa lebih
stabil," tuturnya.
Menurut dia, BI berusaha mencari cara untuk kestabilan harga
di pasaran dengan mendorong UMKM di Kabupaten Sukabumi. Penstabilan harga jual
yang menguntungkan petani tanpa memberatkan konsumen. "Petani tetap untung
dan terjangkau oleh masyarakat," ucapnya.
Ruswandi menyebutkan, gapoktan yang dia pimpin terdiri atas
15 kelompok tani. Akan tetapi, yang aktif dalam mengembangkan bawang merah saat
musim kemarau hanya ada tiga kelompok tani, yakni Tani Jaya, Mutiara Tani, dan
Mandiri Pakidulan.
Dari luas lahan 450 ha, menurut dia, yang termanfaatkan oleh
bawang merah baru 7 ha yang dikelola tiga kelompok tersebut. Panen bawang
varietas bima breres ini pun dilakukan setiap 2 bulan sekali dengan total 105
ton/ha.
Sementara itu, kata Ruswandi, yang menjadi kendala tidak
aktifnya 12 kelompok tani lainnya karena permasalahan modal, terutama benih.
Padahal, betapa besar harapan dan hasil yang diperoleh jika saja ke-12 kelompok
tani lainnya bisa aktif, maka lahan seluas 450 ha akan optimal.
"Saya menaruh harapan realisasi dari BI yang akan
memberikan bantuan," ujarnya. Red*(PRLM)