JAKARTA - “Saya ini mau shalat. Bukan Ketemu
Jokowi. Kasih tahu sana. Gak Perduli sama presiden,” teriak pria setengah baya
kepada petugas masjid Istiqlal, Jumat (31/10) siang. Pria ini merupakan salah
seorang yang sedang berada dalam lautan manusia yang sedang mengantri masuk ke
dalam masjid Istiqlal untuk menunaikan panggilan shalat Jumat.
Dia kesal lantaran pintu masuk istiqlal diperketat oleh
Pasukan Pengaman Pesiden (Paspampres). Penumpukan terjadi karena Paspampres
menerapkan pengamanan ektra untuk masuk ke dalam masjid.
Tidak hanya itu, dari 12 pintu masuk Istiqlal, hanya dua pintu yang dibuka untuk memasuki masjid.
“Itu perintah Paspampres,” ujar petugas masjid Istiqlal,
Dede (42) seperti dikutip ROL, Jum'at (31/10)
Pria asal Sukabumi, Jawa Barat yang telah bertugas selama 15
tahun di masjid Istiqlal ini memperkirakan pengamanan tersebut berkaitan dengan
kehadiran Presiden Jokowi di masjid Istiqlal. Jokowi hadir untuk melaksanakan
shalat Jumat, sekaligus menyambut Imam Besar Masjidil Haram, Syekh Imam Sudais.
Namun sayangnya, pemerikasaan yang super ketat itu justeru membuat kenyamanan umat islam yang hendak menunaikan shalat Jumat terganggu.
Lamanya antrean membuat orang yang mengantei kehilangan
kesabaran. Terlebih saat adzan pertama mulai dikumandangkan, kericuhan
meningkat. Dari dalam lautan orang yang mengantri masuk, terdengar teriakan
takbir. “Allahu Akbar-Allahu Akbar.”
Seseorang dari dalam kerumunan meminta agar semua pintu
dibuka sebagaimana biasanya, agar mereka dapat segera masuk. “Buka semua
pintu,” teriak seseorang di dalam kerumunan kepada Paspampres di depan pintu
masuk.
Demi menghindari kerusuhan, Paspampres mengambil inisiatif
tidak mewajibkan setiap orang masuk melewati checking door atau pintu
pendeteksi. Namun ribuan orang di mulut masjid sudah kadung menyemut dan
sebagian tampak menahan emosi.
Salah seorang yang mengenakan batik dan Pin Paspampres
seperti yang lainnya, enggan memberikan keterangan saat ditanya wartawan. Dia
hanya mengatakan, bahwa jumlah jamaah yang mendatangi masjid lebih banyak dari
yang diprediksi. “Ini di luar dugaaan. Kan ini hari Jumat biasa,” kata dia.
Dia enggan mengaku bahwa dia merupakan salah satu anggota
Paspampres. “Bukan Paspampres. Saya cuma bantu menertibkan. Sudah-sudah (jangan
wawancara),” kata dia sembari meninggalkan wartawan.
Namun dari Pin Paspampres yang menempel di leher baju,
earphone di telinga kiri, dan alat komunikasi kecil di tangan kirinya, wartawan
pun menduga pria bertinggi sekita 160 centimeter ini adalah salah seorang
anggota Paspampres. Red*/ROL/smiNews