Nelayan Sukabumi Tidak Melaut, Harga Ikan Naik?

SUKABUMI - Musim paceklik ikan yang berkepanjangan, nelayan di Kabupaten Sukabumi lebih memilih tidak melaut karena biaya untuk menangkap ikan di laut tidak sebanding dengan hasil tangkapan.
"Mayoritas nelayan tradisional yang masih menggunakan kapal-kapal kecil menyandarkan kapalnya di dermaga dan memilih mencari nafkah di darat baik menjadi penarik ojek, kuli bangunan, berjualan dan lain-lain," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir kepada wartawan, Ahad.

Menurut Kodir, untuk Kabupaten Sukabumi terdapat sebanyak enam titik pendaratan ikan yakni di Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Palabuhanratu, Ciwaru, dan Minajaya. Untuk saat ini aktivitas nelayan di lokasi pendaratan ikan tersebut sepi karena banyak nelayan yang tidak melaut.

Karena mayoritas nelayan tidak melaut menyebabkan berkurangnya hasil tangkapan ikan laut yang mempengaruhi terhadap harga ikan laut segar, bahkan minimnya ikan ini ada beberapa jenis yang harganya melonjak yang disebabkan hasil tangkapan minim.

"Walaupun masih ada nelayan yang melaut, tetapi mereka mengeluh karena hasil tangkapan tidak bisa menutup biaya operasional sehingga untuk menutupi kerugian tersebut nelayan menaikan harga ikan laut segar hasil tangkapannya," tambahnya.

Untuk mengurangi beban para nelayan akibat musim paceklik ikan ini, kemungkinan ada bantuan dari Dinas Sosila Kabupaten Sukabumi namun samai saat ini belum ada informasi mengenaik pembagian beras untuk nelayan. Selain itu, untuk tahun ini pihaknya tidak menganggarkan dana khusus untuk bantuan nelayan.

Tapi tidak menutup kemungkin bantuan akan segera diberikan, karena seperti 2013 lalu, pemkab menyalurkan bantuan beras untuk 5.387 kepala keluarga nelayan atau setara dengan 20 ribu jiwa nelayan. Bantuan itu bersumber dari dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI yang didistrubusikan melalui Dinsos Provinsi Jabar. (ROL/red**/SUKABUMInews)

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال