Balai Besar
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menutup sementara kegiatan pendakian umum
ke kedua gunung tersebut selama satu bulan penuh mulai 1 hingga 31 Agustus
2014.
"Penutupan
kegiatan pendakian ini merupakan agenda rutin setiap tahun, selain itu sebagai
langkah pemulihan ekosistem setelah sekian lama dibuka untuk kegiatan pendakian
dan kemah," kata Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Sukabumi
BBTNGGP Afrizal, seperti dikutip Liputan6.com,
belum lama ini.
Menurut
Afrizal, selain untuk pemulihan ekosistem, penutupan kegiatan pendakian ini
juga untuk antisipasi terjadinya kebakaran hutan, karena pada Agustus ini
menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
intensitas hujan rendah.
Bahkan dari
prakiraan BMKG, curah hujan di wilayah Jawa Barat, khususnya Sukabumi, Bogor
dan Cianjur rendah sehingga berpotensi terjadinya kebakaran hutan. Maka dari
itu, jika kegiatan pendakian tetap dibuka dikhawatirkan terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan seperti jatuhnya korban jiwa akibat kebakaran hutan.
"Dengan
ditutupnya kegiatan pendakian secara umum ini, percepatan pengembalian hayati
dan ekosistem bisa terlaksana, karena bagaimana pun juga ekosistem yang ada di
Gunung Gede dan Pangrango butuh berkembang biak dan tumbuh secara tenang tanpa
terganggu oleh manusia," tambahnya.
Di sisi
lain, untuk mengantisipasi adanya penyusup selama penutupan kegiatan pendakian
ini, pihaknya melakukan kegiatan pengamanan, pemantauan dan patroli langsung di
lapangan. Selain itu, juga sudah melakukan sosialisasi baik kepada warga dan
menyebarkan imbauan pemberitahuan bahwa untuk sementara kegiatan pendakian
untuk umum ditutup sampai 31 Agustus.
Namun, untuk
kegiatan rekreasi harian seperti ke Curug Cibeureum, Curug Sawer, dan Situ
Gunung serta kegiatan berkemah di bumi perkemahan (buper) tetap buka.
"Yang ditutup hanya kegiatan pendakian saja, tapi untuk tempat wisata
tetap kami buka," pungkas Afrizal. (Red**)