PT
Kereta Api Indonesia (KAI) merehabilitasi jalur rel
kereta api sepanjang 32 Km yang berada di perlintasan Sukabumi–Bogor. Pasalnya
jaringan rel yang membentang di antara kedua wilayah tersebut rawan mengalami
kerusakan akibat bencana alam.
Direktur Komersil PT KAI Slamet Suseno menerangkan jalur rel yang tengah direhabilitasi itu meliputi perlintasan kereta api yang menghubungkan antara Stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan Staisun Bogor. Infrastruktur pendukung sarana transportasi massal tersebut kondisinya tidak layak untuk dilintasi karena rawan anjlok akibat gangguan bencana alam berupa longsor.
Disebutkannya, proses perbaikan lintasan kereta api itu meliputi penggantian material bantalan pada rel yang semula berbahan baku besi menjadi beton serta penguatan rangkaian rel kereta api. “Utamanya adalah mengganti bantalan. Diharapkan dengan bantalan rel yang terbuat dari beton ini akan lebih kokoh, meski berada di wilayah yang kondisi daerahnya rawan mengalami longsor,” ungkap Slamet, seperti dikutip SINDOnews, Selasa (19/8), kemarin.
Ditargetkan proses rehabilitasi itu selesai sebelum memasuki akhir tahun sehingga jalur rel ini tidak hanya bisa digunakan untuk lintasan kereta api jurusan Sukabumi–Bogor saja, tetapi bisa menghubungkan sampai ke Jakarta. Disamping itu dengan rehabilitasi ini juga, memungkinkan lintasan kereta api dapat dimanfaatkan sebagai lintasan kereta api barang.
“Selama ini kereta api di lintasan Sukabumi–Bogor hanya bisa melaju dengan kecepatan yang rendah yakni di bawah 50 Km/jam. Pasalnya jalur rel di wilayah itu tidak memungkinkan bagi kereta api untuk melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi jika kondisi jalurnya sudah baik karena direhabilitasi maka waktu tempuh kereta api bisa mencapai maksimal 70 Km/jam,” beber Slamet.
Lebih jauh Slamet menerangkan, saat ini PT KAI tengah merancang perlintasan kereta api untuk jalur baru yakni Sukabumi – Bekasi. Tepatnya jalur baru tersebut terhubung dari lintasan Stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi hingga Stasiun Tambun, Bekasi. Rencana pembukaan jalur baru tersebut segera terwujud, karena PT KAI sudah melakukan penandatanganan dengan PT Semen Sukabumi.
“Perusahaan semen itu akan memanfaatkan lintasan baru jurusan Sukabumi – Bekasi sebagai jalur pendistribusian hasil produk atau bahan baku,” tuturnya.
Sebelumnya Bupati Sukabumi Sukmawijaya mengatakan keberadaan kereta api ini sangat penting karena menjadi solusi dalam mengurai kemacetan arus lalu lintas di jalan raya. “Selain itu armada transportasi ini juga sangat murah biayanya, terlebih lagi sangat nyaman bagi warga karena terhindar dari kemacetan,” ujar Sukmawijaya. Red**
Direktur Komersil PT KAI Slamet Suseno menerangkan jalur rel yang tengah direhabilitasi itu meliputi perlintasan kereta api yang menghubungkan antara Stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan Staisun Bogor. Infrastruktur pendukung sarana transportasi massal tersebut kondisinya tidak layak untuk dilintasi karena rawan anjlok akibat gangguan bencana alam berupa longsor.
Disebutkannya, proses perbaikan lintasan kereta api itu meliputi penggantian material bantalan pada rel yang semula berbahan baku besi menjadi beton serta penguatan rangkaian rel kereta api. “Utamanya adalah mengganti bantalan. Diharapkan dengan bantalan rel yang terbuat dari beton ini akan lebih kokoh, meski berada di wilayah yang kondisi daerahnya rawan mengalami longsor,” ungkap Slamet, seperti dikutip SINDOnews, Selasa (19/8), kemarin.
Ditargetkan proses rehabilitasi itu selesai sebelum memasuki akhir tahun sehingga jalur rel ini tidak hanya bisa digunakan untuk lintasan kereta api jurusan Sukabumi–Bogor saja, tetapi bisa menghubungkan sampai ke Jakarta. Disamping itu dengan rehabilitasi ini juga, memungkinkan lintasan kereta api dapat dimanfaatkan sebagai lintasan kereta api barang.
“Selama ini kereta api di lintasan Sukabumi–Bogor hanya bisa melaju dengan kecepatan yang rendah yakni di bawah 50 Km/jam. Pasalnya jalur rel di wilayah itu tidak memungkinkan bagi kereta api untuk melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi jika kondisi jalurnya sudah baik karena direhabilitasi maka waktu tempuh kereta api bisa mencapai maksimal 70 Km/jam,” beber Slamet.
Lebih jauh Slamet menerangkan, saat ini PT KAI tengah merancang perlintasan kereta api untuk jalur baru yakni Sukabumi – Bekasi. Tepatnya jalur baru tersebut terhubung dari lintasan Stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi hingga Stasiun Tambun, Bekasi. Rencana pembukaan jalur baru tersebut segera terwujud, karena PT KAI sudah melakukan penandatanganan dengan PT Semen Sukabumi.
“Perusahaan semen itu akan memanfaatkan lintasan baru jurusan Sukabumi – Bekasi sebagai jalur pendistribusian hasil produk atau bahan baku,” tuturnya.
Sebelumnya Bupati Sukabumi Sukmawijaya mengatakan keberadaan kereta api ini sangat penting karena menjadi solusi dalam mengurai kemacetan arus lalu lintas di jalan raya. “Selain itu armada transportasi ini juga sangat murah biayanya, terlebih lagi sangat nyaman bagi warga karena terhindar dari kemacetan,” ujar Sukmawijaya. Red**