Hasil pemetaan daerah rawan macet di jalur mudik Sukabumi yang dilakukan Polisi Lalu Lintas Polres Sukabumi ada empat titik jalur mudik yang merupakan daerah rawan macet.
"Empat titik tersebut antara lain: depan Pasar Cicurug, Cibadak dan Parungkuda serta jalur perlintasan kereta api Segog di jalan raya Sukabumi-Bogor, Kecamatan Cibadak," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi, AKP Susan Ridwan seperti dikutip Antara, Minggu.
Menurut Ridwan, memang setiap tahunnya daerah tersebut selalu terjadi kemacetan panjang apalagi saat puncak arus mudik Idul Fitri. Selain itu, kemacetan yang terjadi di empat titik tersebut selain karena banyaknya kendaraan dari arah Bogor/Jakarta baik kendaraan roda dua, empat maupun kendaraan umum juga banyak kendaraan yang keluar masuk pasar.
Lebih lanjut, kemacetan juga disebabkan oleh jalannya yang sempit ditambah banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan, sehingga memperlambat arus kendaraan yang akhirnya terjadi kemacetan. Namun demikian, pihaknya akan tetap berupaya agar musim mudik lebaran tidak terjadi kemacetan panjang atau minimalnya arus kendaraan tetap bisa merayap.
"Wilayah utara Sukabumi merupakan arus mudik utama khususnya kendaraan dari arah Bogor, Jakarta menuju Kota Sukabumi, Cianjur maupun Bandung. Apalagi jika kendaraan menuju Puncak, Bogor terjadi kemacetan yang sudah dipastikan arus kendaraan akan dialihkan menuju Sukabumi," tambahnya.
Ia mengatakan pihaknya memprediksi arus mudik akan mulai terasa pada H-4 lebaran dan puncaknya akan terjadi mulai H-3 sampai H-1 lebaran. Maka dari itu, untuk antisipasi kemacetan panjang di jalur mudik Sukabumi pihaknya juga berkoordinasi dengan beberapa dinas seperti Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) dan Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi agar tidak ada lagi pasar tumpah atau pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rekayasa arus kendaraan jika arus kendaran sudah mulai padat dan terjadi penumpukan seperti dengan cara mengalihakn kendaraan ke jalur alternatif mudik seperti Jalur Tenjoayu, Kecamatan Cicurug dan Jalur Alternatif Nagrak, Kecamatan Nagrak.
"Kami juga meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk segera memperbaiki jalur alternatif mudik yang ada di Tenjoayu agar segera diperbaiki, karena 60 persen kondisinya rusak yang bisa menghambat arus kendaraan dan kecelakaan lalu lintas," kata Ridwan. [sminews/Ant]
"Empat titik tersebut antara lain: depan Pasar Cicurug, Cibadak dan Parungkuda serta jalur perlintasan kereta api Segog di jalan raya Sukabumi-Bogor, Kecamatan Cibadak," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi, AKP Susan Ridwan seperti dikutip Antara, Minggu.
Menurut Ridwan, memang setiap tahunnya daerah tersebut selalu terjadi kemacetan panjang apalagi saat puncak arus mudik Idul Fitri. Selain itu, kemacetan yang terjadi di empat titik tersebut selain karena banyaknya kendaraan dari arah Bogor/Jakarta baik kendaraan roda dua, empat maupun kendaraan umum juga banyak kendaraan yang keluar masuk pasar.
Lebih lanjut, kemacetan juga disebabkan oleh jalannya yang sempit ditambah banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan, sehingga memperlambat arus kendaraan yang akhirnya terjadi kemacetan. Namun demikian, pihaknya akan tetap berupaya agar musim mudik lebaran tidak terjadi kemacetan panjang atau minimalnya arus kendaraan tetap bisa merayap.
"Wilayah utara Sukabumi merupakan arus mudik utama khususnya kendaraan dari arah Bogor, Jakarta menuju Kota Sukabumi, Cianjur maupun Bandung. Apalagi jika kendaraan menuju Puncak, Bogor terjadi kemacetan yang sudah dipastikan arus kendaraan akan dialihkan menuju Sukabumi," tambahnya.
Ia mengatakan pihaknya memprediksi arus mudik akan mulai terasa pada H-4 lebaran dan puncaknya akan terjadi mulai H-3 sampai H-1 lebaran. Maka dari itu, untuk antisipasi kemacetan panjang di jalur mudik Sukabumi pihaknya juga berkoordinasi dengan beberapa dinas seperti Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) dan Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi agar tidak ada lagi pasar tumpah atau pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rekayasa arus kendaraan jika arus kendaran sudah mulai padat dan terjadi penumpukan seperti dengan cara mengalihakn kendaraan ke jalur alternatif mudik seperti Jalur Tenjoayu, Kecamatan Cicurug dan Jalur Alternatif Nagrak, Kecamatan Nagrak.
"Kami juga meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk segera memperbaiki jalur alternatif mudik yang ada di Tenjoayu agar segera diperbaiki, karena 60 persen kondisinya rusak yang bisa menghambat arus kendaraan dan kecelakaan lalu lintas," kata Ridwan. [sminews/Ant]