Kupang - Kepala
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Nita Kristoforus Mboko , Dilapor ke Mapolres
Sikka oleh 18 orang siswinya,Senin (30/6/2014).
Kristoforus dilaporkan karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap 18 siswi sekolah yang dipimpinnya itu. Alat vital dan pantat mereka diraba-raba. Belasan siswi didampingi oleh orangtua mereka masing-masing mendatangi Polres Sikka, Senin (30/6/2014). Mereka memberikan keterangan secara beramai-ramai di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Sikka.
engakuan keluarga korban, diperkirakan masih ada siswi lain yang menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolah per 24 Juni 2014. "Kejadiannya di rumah dinas kepala sekolah. Dia panggil anak-anak satu per satu, kemudian menanyakan mereka, apakah mereka pernah berhubungan dengan Pak Lorens, salah satu guru sekolah itu," jelas Petrus Elsidion (32), kepada Pos Kupang di Polres Sikka.
Elsidion mengatakan, bentuk pelecehan yang dialami para siswi adalah (maaf) kelamin mereka diraba-raba, demikian juga pantat mereka. "Saya tidak tahu apakah ada anak yang telah bersebadan dengan kepala sekolah. Kami masih cari tahu ke dusun lain. Yang datang ini dari Dusun Jalo dan Nirangkliung," ujarnya.
Orang tua lain, Herman Yoseph, juga menduga masih ada korban dari dusun lain di desa itu. Elsidion dan Yoseph menyatakan, sikap mereka akan melanjutkan proses hukum kasus itu sampai tuntas. Sebab, lanjut keduanya, perbuatan itu telah merusak citra anak-anak yang masih di bawah umur.(*/Her)
Kristoforus dilaporkan karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap 18 siswi sekolah yang dipimpinnya itu. Alat vital dan pantat mereka diraba-raba. Belasan siswi didampingi oleh orangtua mereka masing-masing mendatangi Polres Sikka, Senin (30/6/2014). Mereka memberikan keterangan secara beramai-ramai di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Sikka.
engakuan keluarga korban, diperkirakan masih ada siswi lain yang menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolah per 24 Juni 2014. "Kejadiannya di rumah dinas kepala sekolah. Dia panggil anak-anak satu per satu, kemudian menanyakan mereka, apakah mereka pernah berhubungan dengan Pak Lorens, salah satu guru sekolah itu," jelas Petrus Elsidion (32), kepada Pos Kupang di Polres Sikka.
Elsidion mengatakan, bentuk pelecehan yang dialami para siswi adalah (maaf) kelamin mereka diraba-raba, demikian juga pantat mereka. "Saya tidak tahu apakah ada anak yang telah bersebadan dengan kepala sekolah. Kami masih cari tahu ke dusun lain. Yang datang ini dari Dusun Jalo dan Nirangkliung," ujarnya.
Orang tua lain, Herman Yoseph, juga menduga masih ada korban dari dusun lain di desa itu. Elsidion dan Yoseph menyatakan, sikap mereka akan melanjutkan proses hukum kasus itu sampai tuntas. Sebab, lanjut keduanya, perbuatan itu telah merusak citra anak-anak yang masih di bawah umur.(*/Her)