sukabumiNews.net, JAKARTA - Sembilan program yang ditawarkan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat dinilai masuk akal dan realistis. Program yang dilabeli Nawa Cita Agenda Prioritas Jokowi-JK itu diyakini akan mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat marjinal. Terlebih, Jokowi maupun JK pernah membuktikan upaya dan keberhasilan dalam memperjuangkan masyarakat pinggiran.
Penilaian itu disampaikan Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Erwan Agus Purwanto saat dihubungi, Sabtu (5/7). Sembilan program dalam Nawa Cita Agenda Prioritas Jokowi-JK itu adalah penanggulangan kemiskinan, redistribusi sumber-sumber ekonomi terutama tanah, pembangunan sarana ekonomi yang vital untuk orang miskin seperti pembangunan insfrastruktur pertanian, pasar tradisional, dan tempat pelelangan ikan.
Menurut Erwan, pembangunan Indonesia selama satu dekade terakhir telah menciptakan sebuah ironi. Sebab, saat ada pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil, justru jurang antara kelompok kaya dan miskin di Indonesia semakin lebar. Hal itu bisa dilihat dari Rasio Gini (perbandingan tingkat ketimpangan pendapatan antar-penduduk) yang meningkat dalam 10 tahun terakhir, yakni dari 0,33 menjadi 0,41.
“Implikasinya, kelompok kaya yang hanya merupakan bagian kecil dari 250-an juta penduduk Indonesia menikmati kekayaan yang sangat melimpah. Sementara proporsi terbesar penduduk justru masuk dalam kategori kelompok yang termarjinalkan. Mereka ini adalah petani, pelaku usaha kecil, nelayan, dan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan,” kata Erwan.
Dipaparkannya, hal yang tak kalah penring adalah program tentang penyediaan fasilitas pelayanan dasar di pendidikan dan kesehatan. Menurut Erwan, baik Jokowi maupun JK selama duduk di pemerintahan sudah membuktikannya.