JAKARTA - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar berharap kedua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, bersikap ksatria atau "gentleman" dengan menerima apa pun hasil pemilu presiden yang bakal diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli.
"Harapan kita kedua capres bersikap gentleman akui kemenangan pihak yang menang, biar tidak memanas," kata Muhaimin, seperti dikutip Antara, di Jakarta, Minggu (20/7).
Oleh karena itu, lanjut dia, kesepakatan untuk menunggu pengumuman resmi KPU pada 22 Juli nanti juga harus dihormati kedua capres beserta tim suksesnya.
"Minggu lalu Pak Prabowo juga menyatakan tunggu KPU tanggal 22 Juli. Ya, kita kembali ke situ," kata Muhaimin terkait permintaan kubu Prabowo agar KPU menunda rekapitulasi yang ditetapkan 22 Juli 2014.
Soal adanya dugaan kecurangan pemilu, menurut Muhaimin, ada mekanisme penyelesaiannya, tanpa harus menunda rekapitulasi.
"Perihal ada dugaan kecurangan kita proses sesuai mekanisme yang ada. Contoh, kita adukan dugaan permainan suara di Madura yang mencurigakan," katanya.
Sementara itu, PKB pada Minggu malam menggelar doa untuk kedamaian bangsa yang dirangkai dengan peringatan Nuzulul Quran di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta.
Hadir dalam acara itu sejumlah petinggi PKB dari jajaran tanfidz dan dewan syuro. Hadir juga Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang tampil sebagai penceramah.
Wakil Bendahara PKB Bambang Susanto menjelaskan acara doa bersama itu ditujukan bagi kedamaian Indonesia sebelum dan sesudah pengumunan pemenang pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Bambang, doa bersama sebagai ikhtiar spiritual akan dilanjutkan bersama anak-anak yatim, Senin (21/7) dan Selasa (21/7). "Supaya sebelum rekapitulasi KPU maupun pascarekapitulasi nanti Indonesia tetap diberi kedamaian," katanya. [mad/ant]
"Harapan kita kedua capres bersikap gentleman akui kemenangan pihak yang menang, biar tidak memanas," kata Muhaimin, seperti dikutip Antara, di Jakarta, Minggu (20/7).
Oleh karena itu, lanjut dia, kesepakatan untuk menunggu pengumuman resmi KPU pada 22 Juli nanti juga harus dihormati kedua capres beserta tim suksesnya.
"Minggu lalu Pak Prabowo juga menyatakan tunggu KPU tanggal 22 Juli. Ya, kita kembali ke situ," kata Muhaimin terkait permintaan kubu Prabowo agar KPU menunda rekapitulasi yang ditetapkan 22 Juli 2014.
Soal adanya dugaan kecurangan pemilu, menurut Muhaimin, ada mekanisme penyelesaiannya, tanpa harus menunda rekapitulasi.
"Perihal ada dugaan kecurangan kita proses sesuai mekanisme yang ada. Contoh, kita adukan dugaan permainan suara di Madura yang mencurigakan," katanya.
Sementara itu, PKB pada Minggu malam menggelar doa untuk kedamaian bangsa yang dirangkai dengan peringatan Nuzulul Quran di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta.
Hadir dalam acara itu sejumlah petinggi PKB dari jajaran tanfidz dan dewan syuro. Hadir juga Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang tampil sebagai penceramah.
Wakil Bendahara PKB Bambang Susanto menjelaskan acara doa bersama itu ditujukan bagi kedamaian Indonesia sebelum dan sesudah pengumunan pemenang pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Bambang, doa bersama sebagai ikhtiar spiritual akan dilanjutkan bersama anak-anak yatim, Senin (21/7) dan Selasa (21/7). "Supaya sebelum rekapitulasi KPU maupun pascarekapitulasi nanti Indonesia tetap diberi kedamaian," katanya. [mad/ant]