JAKARTA, SUKABUMInews - Beberapa situs berita online Indonesia dipalsukan dan diisi dengan berita fiktif. Situs yang dipalsukan yakni Tempo.co, Kompas.com, Antaranews.com,Detik.com, Tribunnews.com, Liputan6.com, dan Inilah.com.
Situs berita palsu ini menggunakan URL tambahan berupa "--news.com". Misalnya, Tempo.codipalsukan menjadi Tempo.com--news.com, begitu juga dengan Liputan6.com menjadi Liputan6.com--news.com. Semua berita palsu yang ditampilkan situs-situs tersebut terkait dengan hasil pemilu presiden.
Misalnya, di situs palsu Tempo.com--news.com tercantum berita berjudul 37 Hacker Korea dan cina Gelembungkan 4 Juta Suara Golput. Padahal, di situs aslinya, Tempo.co, tak ada berita berjudul seperti itu. Ada juga berita Ketua KPU Ditetapkan Tersangka, padahal tidak pernah ada lembaga hukum menetapkan Husni Kamil Manik sebagai tersangka.
Situs-situs palsu ini memiliki penampakan yang lebih cenderung seperti blog. Tujuh media onlinepalsu tersebut tampak berbeda dengan situs aslinya, karena secara jelas tidak dilengkapi dengan logo masing-masing media. Begitu pun kanal berita yang juga tampak tak ada dalam situs palsu tersebut. Di sisi kanan situs palsu itu terdapat daftar berita. Jika diklik, berita itu akan mengantar pengunjungnya ke situs lain yang juga dipalsukan.
Situs berita palsu ini menggunakan URL tambahan berupa "--news.com". Misalnya, Tempo.codipalsukan menjadi Tempo.com--news.com, begitu juga dengan Liputan6.com menjadi Liputan6.com--news.com. Semua berita palsu yang ditampilkan situs-situs tersebut terkait dengan hasil pemilu presiden.
Misalnya, di situs palsu Tempo.com--news.com tercantum berita berjudul 37 Hacker Korea dan cina Gelembungkan 4 Juta Suara Golput. Padahal, di situs aslinya, Tempo.co, tak ada berita berjudul seperti itu. Ada juga berita Ketua KPU Ditetapkan Tersangka, padahal tidak pernah ada lembaga hukum menetapkan Husni Kamil Manik sebagai tersangka.
Situs-situs palsu ini memiliki penampakan yang lebih cenderung seperti blog. Tujuh media onlinepalsu tersebut tampak berbeda dengan situs aslinya, karena secara jelas tidak dilengkapi dengan logo masing-masing media. Begitu pun kanal berita yang juga tampak tak ada dalam situs palsu tersebut. Di sisi kanan situs palsu itu terdapat daftar berita. Jika diklik, berita itu akan mengantar pengunjungnya ke situs lain yang juga dipalsukan.
[Sumber: TEMPO.co]