SURABAYA - Ormas Islam Muhammadiyah diprediksi akan
berbeda dengan pemerintah dalam penentuan awal Ramadan 1435 Hijriah.
Muhammadiyah memastikan pada 27 Juni malam sudah melakukan Salat Tarawih dan
esok harinya puasa perdana.
Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur
Nadjib Hamid mengatakan, puasa dimulai mulai Sabtu 28 Juni.
"Penentuan itu berdasarkan hisab hakiki dengan
kriteria wujudul hilal," kata Nadjib kepada Okezone, Rabu (11/6/2014).
Ia menjelaskan, ijtimak jelang Ramadan terjadi pada Jumat
27 Juni pukul 15.10 WIB. Saat matahari terbenam, hilal sudah berwujud
(terlihat) dengan ketinggian 31 menit 17 detik. Dengan begitu, pada malam
harinya Muhammadiyah sudah melakukan Salat Tarawih.
"Karena hilal kurang dari 2 derajat, maka dipastikan
tidak bareng dengan pemerintah," jelasnya.
Meski awal Ramadan tidak sama dengan pemerintah, lanjut
Nadjib, datangnya hari raya Idul Fitri atau Lebaran dipastikan akan bersamaan.
"Puasa memang tidak bareng, tapi nanti Lebaran akan bareng dengan
pemerintah," ujarnya.
Dalam menentukan awal puasa, Muhammadiyah menggunakan
metode hisab hakiki. Sementara, Nahdlatul Ulama (NU) selain menggunakan metode
hisab juga menggunakan metode rukyat.
Setidaknya ada beberapa tempat yang dijadikan untuk
melihat hilal, seperti Pantai Tanjung Kodok (Lamongan), Pantai Ngliyep
(Malang), Bukit Condro (Gresik), dan beberapa tempat lagi.
Sementara Pemerintah dalam menentukan awal Ramadan
melalui sidang isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
[Sumber: Okezone.com]