"Tapi perlu saya klarifikasi untuk hindari dampak
yang tidak baik."
“Padahal tidak ada yang salah dengan orang
Tionghoa. Salah satu Walisongo –penyebar Islam di Jawa– juga ada orang China.
Sebelum ke Indonesia, Islam datang ke China dulu. Menurut saya tidak masalah
keturunan apapun, yang penting dia orang Indonesia. Kedua capres kita sama-sama
baik dan tidak pantas difitnah,” ujar Munir. [VIVA.co.id]
Joko Widodo menyatakan tak terpengaruh
dengan berbagai isu yang menyerangnya, termasuk berita-berita negatif soal dia
dan PDIP yang disebarkan oleh tabloid Obor Rakyat.
“Fitnah-fitnah seperti itu sudah lama dan sudah tidak
mempan,” kata Joko Widodo di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Tasikmalaya, Jawa
Barat, Kamis 12 Juli 2014.
Diberitakan sebelumnya, dalam tabloid Obor Rakyat edisi
terbaru yang dikirim misterius ke Pondok Pesantren Ulumul Quran, Bekasi,
terdapat berbagai artikel yang menyudutkan Joko Widodo dan PDIP, misalnya
tulisan berjudul ‘PDIP Partai Salib’ dan tulisan yang menyebut Joko Widodo
sebagai keturunan Tionghoa.
“Saya tidak khawatir dengan adanya tabloid itu. Tapi
fitnah itu perlu saya jawab karena memang itu hanya fitnah,” kata Joko Widodo.
Bila tidak melakukan klarifikasi, mantan Wali Kota Solo itu khawatir
fitnah-fitnah itu akan berdampak tidak baik.
Sebelumnya, pimpinan Ponpes Ulumul Quran sekaligus Ketua
Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Bekasi, Munir Abas, menyebutkan
amplop berisi tabloid itu pertama kali diterima oleh petugas tata usaha. Namun
berbeda dengan jasa pengiriman paket resmi, di amplop tidak tercantum nama
perusahaan jasa pengirim paket. Tak tercantum pula nama pengirim.
Ini kali kedua Ponpes Ulumul Quran mendapat kiriman
tabloid tersebut. Dua pekan lalu, pesantren itu juga menerima kiriman tabloid
serupa edisi awal sebanyak 15 eksemplar. Edisi awal itu berjudul 'Capres
Boneka' dengan gambar Joko Widodo mencium tangan Megawati.
Munir menduga pihak yang mengirim tabloid itu memiliki
database seluruh pesantren di Indonesia, namun data yang dimiliki adalah data
lama. Menurutnya, isi tabloid tersebut sangat mengadu domba, menyebar fitnah,
dan kebencian.