Ulah keterlaluan dilakukan caleg yang tidak lolos seleksi
pemilu legislatif . Beberapa bantuan yang sempat diberikan ke masyarakat mereka
tarik lagi.
Di Tulungagung, Jawa Timur seorang caleg menarik kembali
sumbangan material untuk pembangunan sebuah mushola. Sementara di Kolaka,
Sulawesi Tenggara sebuah mushola disegel.
Pembangunan mushola di RT 2 RT 2 Desa Majan, Kecamatan
Kedung Waru, Tulungagung, bisa jadi akan terhambat. Pasalnya, material bantuan
Haji Miftahul Huda, seorang caleg Partai Hanura ditarik kembali, gara-gara dia
kecewa karena perolehan suaranya pada pemilu legislatif 9 April lalu di luar
harapan.
Material berupa 2000 batu bata, 10 sak semen dan satu
truk pasir memang diberikan Miftahul Huda untuk pembangunan mushola saat masa
kampanye lalu melalui salah satu tim suksesnya. Namun Miftahul menarik kembali
sumbangan ini, karena di tempat ini ia hanya memperoleh 29 suara di RT 2 RW 2
Desa Majan.
Penarikan bantuan gara-gara caleg gagal juga terjadi di
Sulawesi Tenggara. Seorang kepala desa di Kabupaten Kolaka menyegel sebuah
sekolah Taman Kanak Kanak dan Tempat Pendidikan Anak Usia Dini. Bahkan
mengancam akan mengusir seluruh guru dan kepala sekolahnya setelah dua orang
caleg titipan sang kades kalah di TPS dusun ini.
[ROL]