sukabuminews,Canberra: Upacara peringatan tragedi Bom Bali juga digelar di Canberra, Austalia, Jumat (12/10). Bertempat di Great Hall, gedung parlemen Australia. Orang-orang pun memenuhi lokasi tersebut untuk mengenang mereka yang menjadi korban.
Diwartakan laman nes.com.au edisi Jumat, 12 Oktober 2012, para politisi, diplomat, pemuka agama, dan mantan gubernur jenderal juga terlihat menghadiri acara peringatan itu, selain dihadiri oleh pihak penyelenggara. Suasana haru pun menyelimuti jalannya acara peringatan tersebut, bahkan beberapa di antara mereka juga terlihat menangis diiringi alunan orkestra gamelan khas Bali dengan proyeksi gambar para korban tewas.
Rangkaian bunga yang ditujukan untuk para korban asal Indonesia maupun Australia, juga terlihat menghiasi lokasi peringatan tersebut. "Sebuah tindakan barbarisme mengubah segalanya," kata Gubernur Jenderal Quentin Bryce menanggapi insiden tersebut.
Untuk memberikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pascainsiden pemboman dan belasungkawa mereka terhadap keluarga para korban, Bryce mengungkapkan, jiwa orang Australia kuat dan tangguh.
Sementara menurut Senator Chris Evans yang juga menghadiri peringatan di Great Hall, Australia akan selalu ingat hari itu seperti halnya orang Amerika mengingat tragedi 11 September 2001.
"Hari yang mengerikan untuk berbagi kesedihan bersama kepada Indonesia dan Australia menjadi hari besar bersama yang harus diselesaikan untuk mengalahkan terorisme, membawa para pelaku ke pengadilan, serta mempertahankan demokrasi dan toleransi," kata Evans.
Wakil pemimpin oposisi Julie Bishop juga menyampaikan tanggapannya atas peringatan tersebut. Menurutnya, para korban Bom Bali itu berasal dari 22 negara, banyaknya negara yang kehilangan warganya membuat acara itu diingat oleh seluruh dunia.
Sementara perwakilan dari Kedubes Indonesia di Australia, Wiwiek Setyawati Firman, mengatakan, semua orang Indonesia merasa marah atas insiden pemboman yang terjadi di Bali. "Sepuluh tahun rasa sakit kehilangan masih tetap terasa dan kami akan mengingat mereka selamanya," katanya.
"Tapi tidak ada tindakan terorisme yang dapat melemahkan ikatan persahabatan kita, atau mengurangi tekad kita bersama untuk memerangi teror di seluruh dunia," tambah Wiwiek.
Selain di Bali dan Australia, peringatan mengenang para korban Bom Bali itu kabarnya juga digelar di seluruh negeri. Insiden pemboman yang terjadi pada 12 Oktober 2002 di dua klub malam di Bali, menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia. (Red)