sukabuminews, (SUKABUMI) - Menanggapi pemberitaan salah satu surat kabar mingguan
nasional di Sukabumi beberapa waktu lalu terkait kasus dugaan pungutan liar
(pungli) oleh oknum salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH),
bekerjasama dengan Kementrian Agama (kemenag) Kabupaten sukabumi kepada calon
jemaah hajinya, Pimpinan Yayasan Adda’wah Cibadak yang sekaligus Penasehat MUI
Kabupaten Sukabumi, KH. Muhammad AR menyesalkan perbuatan yang dilakukan oknum KBIH itu.
Tidak hanya itu, ia pun mengutuk keras perbuatan yang
dilakukan KBIH, bekerjasama dengan kemenag tersebut. “Sejauh ini yang namanya pungutan diluar ketentuan, itu
jelas tidak dibenarkan dan sangat membebani”, Jelas KH. Muhammad kepada media
ini ditemui sesaat setelah menyampaikan Khutbah Iedulfitri 1433 H, di lapang
Sekarwangi, Cibadak, kabupaten Sukabumi, belum lama ini.
Dikatakan Kiyai, bagi jemaah haji kita, apapun mereka bayar, meski belum tentu ikhlas, yang penting mereka
bisa berangkat. Karena kalau tidak
dibayar takut tidak berangkat. Apalagi bagi yang sudah menunggu sekian tahun
kebelakang. “Mestinya dalam hal ini pemerintah
transparan, untuk apa biaya itu”, ujarnya.
Disinggung mengenai mahalnya biaya Ibadah haji Indonesia dibanding
dengan negara-negara lain, beliau mengatakan sebetulnya hal itu bisa ditekan.
“Berdasarkan kuota yang ada, jemaah haji kalaupun bisa berangkat, baru bisa
berangkat 3 atau 5 tahun yang akan datang”, katanya. “Bayangkan jika uang
mengendap selama lima tahun, berapa bunga yang dihasilkan”, lanjut pak Kiyai.
Menurutnya, taro lah minimal
biaya keberangkatan ibadah haji minimal Rp. 25 juta/orang, kali sekian ratus ribu
orang, kali Rp. 25 juta, kali sekian tahun. Berapa keuntungan yang bisa
diperoleh oleh kemenag?. Lalu
keuntunagan tersebut gunanya untuk apa?. Seharusnya, lanjut pak Kiyai, kalau sistim
seperti itu, dari kelebihan, kalaulah dikatakan itu bunga, atau nisbah
berdasarkan istilah kita, seharusnya bisa memberikan subsidi kepada calon
jemaah haji yang akan datang yang mereka harus menunggu. “Bukan malah sebaliknya mereka harus
memberikan keuntungan yang demikian besar kepada kemenag”. Terang pak Kiyai.
Jamaah pada Shalat Iedulfitri 1433 H, di lapang Sekarwangi. |
“Sehingga seolah-olah kementrian agama ini terkesan selalu
mengambil kesempatan setiap tahun keberangkatan ibadah haji, dimana kegunaanya
ini secara tidak jelas dilaporkan ke masyarakat”, tegasnya. Sikap sepeti itulah salah satu contoh adanya
krisis moral dari materi khutbah Iedulfitri yang yang disampaikan, yakni
menyinggung masalah krisis moral, kpepemimpinan, dan keilmuan.
Hadir pada pelaksanaan Shalat Iedufitri 1433 H, di lapang
sekarwangi tersebut yakni Ketua ICMI Kecamatan
Cibadak sekaligus pembina Badan Amil Zakat Kabupaten Sukabumi, KH. Nurdin AR, Camat Cibadak, Herwanto,
Kapolsek Cibadak, Kompol Somanrti, Danramil Cibadak, Kapten Hendri Sucipto
beserta unsur muspika Cibadak bersama ribuan masyarakat lain di luar wilayah kecamatan
Cibadak.
Sebelum pelaksanaan shalat Iedulfitri, Camat Cibadak mendapat kesempatan untuk
membacakan tek sambutan Bupati Sukabumi pada Shalat Iedulfitri 1433 H. (A M)